Surabaya, NU Online Jatim
Terobosan berani dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) pada pelaksanaan ibadah haji 1445 H/2024 M. Pasalnya, ia telah menyiapkan layanan konsumsi siap saji selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kasi Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi daker Makkah, Beny Darmawan, menuturkan bahwa saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jamaah akan mendapat 15 kali makan.
“Total, seluruh jamaah mendapatkan 15 kali jatah konsumsi, meliputi enam kali makanan siap saji serta sembilan kali makanan fresh,” katanya dilansir kemenag.go.id, Rabu (12/06/2024).
“Penyediaan konsumsi bagi jamaah selama ibadah Armuzna sudah disiapkan sedemikian rupa, dengan menyesuaikan kondisi sulitnya pendistribusian makanan kepada jamaah akibat padatnya lalu lintas orang maupun kendaraan di Arafah, Mina, maupun Muzdalifah,” imbuh Beny.
Ia mengatakan paket konsumsi itu sudah terkirim bersamaan dengan masuknya jamaah di Armuzna. Untuk enam kali makan, jamaah mendapat jatah makanan siap saji.
“Jamaah hanya mendapatkan lauknya saja. Nanti ada petugas yang menyiapkan nasi dibuat secara fresh di dapur, baik di Arafah maupun Mina,” ujarnya.
Lebih lanjut, Beny menerangkan setiap maktab telah disediakan dapur untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dulu. “Sehingga cukup praktis,” ujarnya.
Di luar itu, PPIH melalui pihak Masyariq (penyedia paket haji yang ditetapkan otoritas Arab Saudi) juga menyediakan snack tambahan. Seperti saat jamaah hendak bergerak dari Arafah ke Mina pada 9 Zulhijjah, semua mendapat paket snack.
Di luar itu, jamaah juga masih mendapat paket konsumsi pelengkap berupa bahan minuman. “Seperti kopi, kremer, gelas-sendok, dan lainnya yang ditempatkan dalam paket,” katanya.
Tak hanya jatah konsumsi, PPIH juga sudah menyiapkan jatah batu kerikil untuk lempar jumrah bagi seluruh jamaah.
Sedangkan, terkait kualitas makanan, Beny memastikan seluruhnya sangat layak untuk para jamaah, termasuk para lansia. “Semua semua bahannya ramah lansia. Seperti nasinya yang lunak sehingga mudah dicerna. Juga bahan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, soal citarasa, Beny menyebut semua menu konsumsi Armuzna sudah disesuaikan dengan lidah jamaah tanah air. “Menu-menunya juga khas Indonesia. Mulai dari rendang, gulai, dan lainnya,” imbuhnya.
Karena itu, semua jamaah diimbau tidak perlu membawa peralatan masak selama di Armuzna. “Jamaah tidak perlu membawa beras, magicom, atau katel air untuk memasak sendiri,” pungkasnya.
Selama ini, Kemenag RI memang tidak menyediakan konsumsi bagi para jamaah selama prosesi ibadah Armuzna secara penuh. Hal ini tak lepas dari sulitnya pendistribusian konsumsi mengingat padatnya kawasan itu selama hari tasyrik.