“Sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengamalkan Al-Qur’an.”
Semua orang tua pasti sangat berharap anaknya menjadi anak yang saleh. Anak yang berbakti kepada Allah SWT, Rasulnya serta kedua orang tuanya. Atas dasar ini, mendidik anak sejak dini merupakan hal yang sangat perlu dilakukan oleh elemen masyarakat khususnya orang tua.
Kado istimewa yang diberikan orang tua kepada anak sebenarnya bukanlah kado berupa materi melainkan kado berupa pendidikan yang baik untuk mengawal anak sepanjang hidupnya dalam meniti kebenaran, terlebih hidup di zaman mordenisasi yang mengharuskan orang tua lebih selektif dalam memilih metode, media, dan materi pembelajaran.
Dalam hal ini, salah satu materi yang dapat digunakan adalah Al-Qur’an. Dia merupakan materi utama yang harus diajarkan dan diperkenalkan sejak dini. Sehinga anak siap digadang-gadang menjadi generasi sholeh, sholihah dan berkarakter.
Mendidik Al-Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus ditunaikan sesegera mungkin oleh orang tuanya. Artinya, selama orang tua belum menunaikanya pada anak, sedangkan anak telah cukup umur dan orang tua sendiri mampu. Maka, orang tua berdosa karena belum memenuhi hak dan kewajibanya.
Rasulullah SAW bersabda, “Hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tua ada tiga: memilih nama yang baik ketika baru lahir, mengajarkan kitab Al-Qur’an ketika mulai bisa berfikir, dan menikahkan ketika mulai dewasa.”
Ditekankannya memberikan pendidikan Al-Qur’an pada anak berlandaskan pemikiran bahwa masa anak-anak adalah masa pembentukan otak yang ideal. Anak-anak pada masa itu mudah menerima apa saja yang dilukis dan digambar, sebelum menerima lukisan yang negatif, anak perlu didahului semaian pendidikan Al-Qur’an sejak dini agar nilai-nilai kitab suci Al-Qur’an tertanam dan bersemi dalam jiwanya kelak.
Ibnu sina menasehati agar memperhatikan pendidikan Al-Qur’an kepada anak, menurutnya segenap potensi anak, baik jasmani maupun akal, hendaknya dicurahkan untuk menerima pendidikan utama ini, agar anak mendapat bahasa aslinya dan agar akidah bisa mengalir dan tertanam pada kalbunya.
Dengan menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an sejak dini, maka kecintaan itu akan bersemi pada masa dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan anak terhadap hal yang lain, karena masa kanak-kanak itulah masa pembetukan watak utama.
Bila orang tua memperdengarkan bacaan Al-Qur’an atau melatih mengeja huruf-huruf hijaiyyah pada anak secara berulang-ulang, baca’an itu akan mudah diserap atau direkam di otak si anak, sebagaimana anak begitu mudah menyerap kata-kata kotor yang diperdengarkan di depannya berulang-ulang.
Kalangan guru, aktivis dakwah, dan para pengelola kuttab -kuttab (taman pendidikan Al-Qur’an untuk anak), maupun elemen masyarakat lainya yang ikut berkecimung dalam menyemarakkan kegiatan pendidikan Al-Qur’an bagi anak-anak, mereka juga mendapatkan keistimewaan dan nilai keunggulan.
Seorang ayah dan ibu yang giat dan tekun mendidik Al-Qur’an kepada anaknya sehingga anak-anak yang asalnya polos menjadi benar-benar terampil membaca Al-Qur’an, memahami dan mengamalkanya, keduanya akan mendapatkan penghargaan yang spesial di akhirat kelak.
Di antara penghargaaan spesial itu, orang tua akan diberikan mahkota surga. Para penghuni surga dapat mengenalinya disebabkan mereka mendidik Al-Qur’an kepada anak-anaknya sewaktu didunia.
Anak tak ubahnya selembar kertas putih. Apa yang pertama kali ditorehkan disana, maka itulah yang akan membentuk karakter dirinya. Bila yang pertama ditanamkan adalah warna agama dan keluhuran budi pekerti, maka akan terbentuk antibodi terhadap pengaruh positif, seperti malas beribadah, malas belajar, begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, mendidik Al-Qur’an di usia dini menjadi materi yang sesuai bahkan harus diajarkan untuk anak, sehingga tumbuh dalam hatinya rasa cinta kepada Allah SWT, rosul, malaikat, dan Al-Qur’an itu sendiri.
https://alif.id/read/hlk/pendidikan-al-quran-untuk-anak-usia-dini-b244056p/