Pengajian Noto Lathi, Ati Lan Pakarti merupakan sebuah inisiatif yang menarik, mengeksplorasi konsep Ma’rifat kepada Allah sambil tetap memegang teguh prinsip Syariat Islam. Inspirasi dari Kitab Bidayatul Hidayah, karya besar Al Ghozali, menjadi fondasi untuk memandu perjalanan ini. Al Ghozali, yang juga dikenal sebagai Hujjatul Islam, menyusun kitab tersebut dengan keahliannya dalam merangkai aspek-aspek esensial Islam.
Pengantar Pengajian Noto Lathi
Pengajian ini merespon tantangan zaman, di mana beberapa aliran dan thoriqoh cenderung melampaui batas syariat. Dengan tujuan memperkuat pemahaman dan ketaatan terhadap ajaran Islam, Noto Lathi menyajikan pendekatan yang holistik, menggabungkan faqih (ilmu fiqh) dengan tasawuf (ilmu spiritual).
Landasan Teologis: Kitab Bidayatul Hidayah
Kitab Bidayatul Hidayah memberikan pijakan penting dalam memahami agama Islam secara menyeluruh. Dikarang oleh Al Ghozali, seorang cendekiawan ulung, kitab ini menyinari jalan untuk mencapai pemahaman mendalam terhadap Allah, sekaligus menjaga keselarasan dengan norma-norma syariat.
Ma’rifat dan Syariat: Kolaborasi Esensial
Pengajian ini tidak hanya menekankan pada aspek teologis semata, melainkan juga berupaya menjembatani pemahaman antara ilmu faqih dan tasawuf. Kedua konsep ini dianggap saling melengkapi, menciptakan harmoni antara aturan hukum dan dimensi spiritual.
Pentingnya Memahami Syariat dengan Baik
Meskipun Ma’rifat ditekankan, pemahaman yang mendalam terhadap syariat tetap menjadi pondasi. Syariat Islam memberikan kerangka kerja yang jelas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan memegang teguh syariat, umat Islam dapat menghindari ekstremisme dan penyalahgunaan ajaran.
Memahami Makna Fasih ing Lathi, Ma’rifat ing Ati, lan Nyawiji ing Pakerti
Fasih ing Lathi (Islam): Maksudnya adalah untuk menguasai ajaran Islam secara luas dan mendalam. Pengajian ini memberikan ruang bagi umat Islam untuk menjadi paham dan melekat pada ajaran agama dengan cara yang lugas dan fasih.
Ma’rifat ing Ati (Iman): Konsep ini mengajak umat Islam untuk tidak hanya memahami agama secara intelektual, tetapi juga meresapi dan merasakannya dalam hati. Iman bukan hanya sekadar keyakinan, tetapi juga kekuatan yang menghidupi jiwa.
Nyawiji ing Pakerti (Ihsan): Tujuan akhir dari pengajian ini adalah menciptakan individu yang hidup sesuai dengan standar kebaikan tertinggi. Ihsan, atau kesempurnaan dalam beribadah, menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan spiritual.
Harapan dan Antisipasi
Pengajian Noto Lathi, Ati Lan Pakarti diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap umat Islam. Dengan menggali kembali hikmah Kitab Bidayatul Hidayah dan menerapkan konsep-konsep yang diuraikan, diharapkan umat Islam dapat menemukan kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan mereka.
Kesimpulan
Pengajian Noto Lathi, Ati Lan Pakarti merupakan upaya nyata untuk menyelaraskan Ma’rifat dengan Syariat dalam konteks zaman yang terus berkembang. Dengan memahami ajaran Islam secara komprehensif, diharapkan umat Islam dapat menjadi pelaku yang fasih, mukmin yang mendalam, dan pribadi yang mencapai kesempurnaan dalam ketaqwaan.
https://www.potretsantri.com/2024/01/pengajian-noto-lathi-ati-lan-pakarti.html