Pengertian Yatim Menurut Islam

Laduni.ID, Jakarta – Pengertian yatim dalam syariah tak jauh beda dengan makna secara bahasa, yaitu seseorang yang ditinggal wafat bapaknya dan belum baligh. Imam As-Syairazi mengatakan di dalam Kitab Al-Muhaddzab:

اَلْيَتِيْمُ هُوَ الَّذِيْ لَا أَبَ لَهُ وَلَيْسَ لِبَالِغٍ فِيْهِ حَقٌّ لِأَنَّهُ لَا يُسَمَّى بَعْدَ الْبُلُوْغِ يَتِيْمًا

“Yatim adalah anak yang tak punya bapak, sedang dia belum baligh. Setelah baligh, anak itu tak disebut yatim.” (Al-Muhaddzab, jilid 3, hlm. 301)

Jadi menurut istilah agama yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh.

Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa. Katerangan ini berdasrkan juga dari sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, lalu Ibnu Abbas menjawab:

وَكَتَبْتَ تَسْأَلُنِى عَنِ الْيَتِيْمِ مَتَى يَنْقَطِعُ عَنْهُ اسْمُ الْيُتْمِ، وَإِنَّهُ لَا يَنْقَطِعُ عَنْهُ اِسْمُ الْيُتْمِ حَتَّى يَبْلُغَ وَيُؤْنِسَ مِنْهُ رُشْدٌ

“Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa.”

https://www.laduni.id/post/read/65029/pengertian-yatim-menurut-islam.html