Pentingnya Belajar Kepada Guru yang Bersanad dan Bermazhab

Karena jasa guru aku mengenal dunia, karena jasa guru aku mengenal Allah dan Rasul-Nya. Sungguh! Islam benar-benar menghargai dan menghormati seorang pendidik.

LADUNI.ID, Jakarta – Ilmu merupakan sebuah kunci dari segala pengetahuan dan menjadi  salah satu sarana untuk menjalankan apa yang sudah diwajibkan oleh Allah SWT dan menjauhi atau meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. Tidak akan sempurna  keimanan serta tidak sempurna pula amal kecuali dengan keutamaan sebuah ilmu.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim dimanapun berada sebagaimana diterangkan dalam Hadis berikut:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Tholabul ‘ilmi faridhotan ‘alaa kulli muslimin“.
  dari hadis lain juga menerangkan bahwa menuntut ilmu tidak ada batasan waktu, bahkan dari bayi hingga ke liang lahat kita diwajibkan untuk mencari ilmu, seperti hadis di bawah ini:

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”
Dalam hadis lain dijelaskan:

َمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

Bagaimana cara kita belajar agama agar tidak salah jalan? Jawabannya sederhana, belajarlah Agama Islam sesuai ahlus sunnah yang benar dan ambillah ilmu dari guru yang bersanad dan bermazhab.

Penjelasan Sanad adalah jaringan mata rantai keilmuan ini sangat penting, dalam Islam besok di hari kiamat, manusia bukan saja dimintai pertanggungjawabannya tetapi juga ditanyai dari mana ia mengamalkan sesuatu.
Dijelaskan dalam QS. Al A’raaf 7: 6  :

فَلَنَسْـَٔلَنَّ الَّذِيْنَ اُرْسِلَ اِلَيْهِمْ وَلَنَسْـَٔلَنَّ الْمُرْسَلِيْنَۙ (٦)

“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami),” (QS. Al A’raaf 7: 6)

Jadi, sanad keilmuan  disebut “al-atsar” yaitu jaringan yang menghubungkan murid dengan guru sampai kepada Rasulullah SAW.  “Ilmu merupakan urusan Agama. Maka perhatikan dari siapa ilmu itu kalian dapatkan!”

Sedangkan Mazhab bermakna sebagai jalan memahami kitab Allah SWT dan Sunnah Rasulullah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukum fikih yang menjadi ikutan umat Islam. Mazhab adalah aliran yang terdiri dari 4 dalam Islam, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.

Berikut rangkuman agar memudahkan kita belajar Islam yang benar sesuai ahlus sunnah:
Belajar Ilmu Fiqih
Rumus dasarnya, jika ingin belajar ilmu Fiqih, ikutilah empat Imam Mazhab yaitu

  1. Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafi);
  2. Imam Malik (Mazhab Maliki);
  3. Imam Muhammad Bin Idris Asy-Syafi’i (Mazhab Syafi’i);
  4. Imam Ahmad Bin Hanbal (Mazhab Hambali).

Belajar Ilmu Hadis
Jika Ingin belajar ilmu hadis, maka ikutilah 10 imam Ahli Hadis, minimal ikut 6 ulama ahli hadis di antaranya :

  1. Imam Al-Bukhari (wafat 256 H/Tahun 875 M)
  2. Imam Muslim (wafat 262 H)
  3. Imam Abu Dawud (wafat 275 H/Tahun 889 M)
  4. Imam At-Tirmizi (wafat 279 H/Tahun 892 M)
  5. Imam An-Nasa’i (wafat 303 H/Tahun 915 M)
  6. Imam Ibnu Majah (wafat 273 H/Tahun 887 M).

Selain enam ahli Hadis di atas, ada juga beberapa ulama ahli Hadis yang dapat diikuti di antaranya:
Imam Al-Baihaqi, Imam at-Thabrani, Imam Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah.

Belajar Aqidah
Jika ingin belajar ilmu Aqidah yang benar, ikutilah:

  1. Imam Abu Hasan Al-Asy’ari
  2. Imam Abu Mansur Al-Maturidi 
  3. Imam Ath-Thahawi

Ketiga Imam ini berpegang teguh kepada aqidah yang lurus dan mantap.
Imam Al-Asy’ari menolak aliran-aliran seperti Mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murji’ah. Beliau berpegang teguh kepada Al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para sahabat dan tabi’in.

Menurut Al-Asy’ariyah, Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an, yang disebut sebagai sifat-sifat yang Azali, Qadim, dan berdiri sendiri, bukan selain dari zat-Nya. Terkait Al-Qur’an, Al-Asy’ari menegaskan Al-Qur’an adalah Qadim (abadi), bukan makhluk.

Hindari Guru Tak Bermazhab
Fenomena saat ini banyak muncul dai-dai tanpa mazhab yang menganjurkan langsung saja belajar ke Al-Qur’an dan Hadis, tidak perlu ikut Imam? Inilah metode pengajaran yang keliru dan sangat berbahaya terutama kepada anak-anak muda yang baru Hijrah.
Golongan tanpa mazhab yang mengaku satu-satunya golongan Ahlus Sunnah perlu diwaspadai.
Dr. Buya Arrazy Hasyim ( Pakar hadis asal Sumatera Barat) dalam satu kajiannya menjelaskan pentingnya belajar agama kepada ulama yang bersanad dan bermazhab.

Belajar agama kenapa harus mempunyai guru yang bersanad dan bermazhab? Karena sudah jelas tertulis di dalam Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl 16:43 dan QS.Al-Anbiya 21:7 :

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ (٤٣)

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak mengetahui,” [828] Yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.  (QS. An-Nahl 16:43)   

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ (٧)

“Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (QS.Al-Anbiya 21:7)

Inilah dalil bermazhab dan alasan kenapa berguru kepada ulama yang sanad keilmuannya tersambung kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah SWT memberi taufik dan hidayah-Nya agar kita dibimbing di jalan yang lurus.

Dikutip : Tausiah Dr. Buya Arrazy Hasyim 

https://www.laduni.id/post/read/517161/pentingnya-belajar-kepada-guru-yang-bersanad-dan-bermazhab.html