Laduni.ID, Jakarta – Beredar di media sosial postingan mengenai Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar yang mengantarkan cucunya mondok ke Pondok Pesantren Sidogiri. Tampak diunggah photo KH. Miftach bersama cucunya dengan mengenakan topi nyentrik dan kacamata hitam.
Dikabarkan ketika mengantar cucunya tersebut, beliau tidak langsung njujuk mampir ke ndalem pengasuh. Beliau juga tidak tampak didahului ajudan yang biasanya telepon dulu untuk minta disediakan ini dan itu, sebagaimana biasanya tokoh penting. Bahkan beliau hanya duduk di salah satu warung yang menjamur di sekitar pondok. Membaur bersama para wali santri lain. Memesan kopi dan ngudud layaknya warga biasa.
Ketika ditanya kenapa sering kali kalau bepergian untuk menghadiri acara, beliau menyetir sendiri?
Dengan senyum khasnya beliau menjawab sambil berkelakar, “Saya itu melihat rata-rata Rais Aam PBNU punya keistimewaan sendiri. Ada yang muhaddits, alim fiqih, dan ada yang sufi. Sedangkan keistimewaan saya mungkin ya ini; bisa nyupir (menyetir)!”
Sepertinya ini hanya kelakar biasanya, tetapi jika direnungkan, beliau itu memang istimewa karena tidak saja bisa nyupir mobil biasa, melainkan lebih dari itu, beliau bisa “nyupiri” atau mengendarakan mobil besar dengan penumpang para ulama dan pengikutnya, yakni Nahdlatul Ulama
Siapalah yang tidak mengenal beliau. KH. Miftachul Akhyar bukanlah warga biasa. Beliau adalah Rais Aam jamaah dan jam’iyah yang kekeramatannya sudah teruji seabad lebih, Nahdlatul Ulama!