Laduni.ID, Jakarta – Hari ini, 23 tahun silam, Presiden Suharto, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Mundurnya Suharto tidak lepas dari situasi ekonomi-politik dalam negeri yang sejalan dengan tuntutan elemen pergerakan melawan kebijakan rezim Orde Baru. Mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan itu menandai babak sejarah baru yang dilalui oleh Indonesia, yaitu reformasi.
Memperingati momentum itu, Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 1998 (Barikade ’98) Benny Rhamdani, menyampaikan pesan kepada elemen pergerakan untuk tetap berjuang mengawal proses demokratisasi paska reformasi.
Ia mengingatkan, bahwa perjuangan reformasi tidak sebatas menuntut mundur Suharto. Banyak aspek yang menuntut setiap elemen pergerakan untuk mengawal proses demokratisasi tidak kembali ke rezim tiran, satu diantaranya adalah penyelesaian beragam kasus pelanggaran HAM masa lalu. “Setelah 23 tahun reformasi, ternyata bangsa ini belum terbebas dari belenggu kejahatan masa lalu. Seperti belum adanya titik terang atas sejumlah kasus pelanggaran HAM dalam Penembakan Trisakti, Tragedi Semanggi, Penculikan dan Penghilangan Aktivis serta pelanggaran-pelanggaran HAM berat lainnya,” tegas Benny pada pidato sambutannya dalam acara Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BARIKADE ’98 di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat siang, 21 Mei 2021.
Selain itu, mantan aktivis pergerakan 98 itu melanjutkan, bahwa perjuangan yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana setiap elemen demokrasi di negeri ini dapat bersama-sama melawan ideologi intoleran, radikalisme, yang secara nyata tidak tegak lurus dengan cita bersama para pendiri bangsa. “Selain itu, kami juga akan mengawal demokrasi dengan cara menjadi lawan utama bagi kelompok radikalisme, terorisme dan intoleran yang sengaja ingin menghancurkan bangsa ini, di mana saat ini mereka sering menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong (hoaks). Kita juga harus terus mewaspadai gerakan politik HTI sebagai bagian dari Proxy Internasional yang ingin memecah belah persatuan nasional Indonesia dengan segala tipu daya, siasat, fitnah dan adu domba antar warga bangsa,” sambungnya.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2MI) itu juga mengingatkan untuk tetap waspada terhadap kebangkitan bahaya laten Orde Baru dan kroni Cendana yang ingin kembali berkuasa serta menguasai perekonomian Indonesia.
Berikutnya, Benny meminta kepada pihak terkait, untuk menuntaskan beragam kasus kejahatan kerah putih (White Collar Crime) yang telah merugikan negara triliunan rupiah, seperti kasus BLBI, Century dan Hambalang. “Kasus BLBI adalah Skandal Perbankan yang telah merugikan negara sangat besar. Karena itu, kami mendukung penuh langkah yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk memproses hukum para pelaku BLBI sehingga uang yang dirampok bisa dikembalikan ke kas negara untuk digunakan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” seru Benny.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Barikade ’98, Arif Rahman menjelaskan dalam momentum 23 tahun reformasi ini, Indonesia harus menjadi negara kuat secara ekonomi sehingga mampu menjadi negeri yang Berdikari dan Berdaulat. Untuk itu, kata mantan aktivis Universitas Tarumanegara itu, Barikade ’98 memberikan dukungan penuh kepada Presiden Joko Widodo dalam menjalankan agenda-agenda Reformasi serta upaya menuntaskan kejahatan HAM di Indonesia.
“Kran demokrasi politik yang sudah dibuka oleh para aktivis ’98 pada 23 tahun silam, hari ini harus bisa dimanifestasikan juga dalam bentuk demokrasi ekonomi dengan tujuan akhirnya menciptakan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ulas Arif.
Dengan demikian, lanjut Arif, aktivis ’98 siap berkolaborasi dan bergotong-royong dengan seluruh elemen bangsa, demi terwujudnya demokrasi ekonomi yang selaras dengan prinsip dan esensi sila kelima Pancasila yaitu; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Ini momentum yang tepat di tengah pandemi Covid 19. Negara hadir menyehatkan masyarakat dan perekonomian nasional bangkit keluar dari keterpurukan sehingga Indonesia menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia yang mampu bersaing dengan negara-negara maju,” pungkas Arif. (Editor: Ali Ramadhan)