Rektor American Islamic College Jelaskan Dakwah Rahmah

Chicago, NU Online

Agama Islam perlu disampaikan dengan penuh kasih sayang. Karenanya, dakwah perlu mulai dari sisi paling substantif yang menyentuh relung-relung spiritual.

“Mulai dari dalam spiritual. Detailnya nanti berikutnya,” kata Timothy J Gianotti, Rektor American Islamic College (AIC) Chicago, di Lutheran School of Theology at Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Selasa (29/10/2024).

Oleh karena itu, Timothy menegaskan bahwa shalat bukanlah sekadar kewajiban, tetapi sebuah media diberikan Allah swt untuk menolong hamba-Nya.

“Shalat itu seperti obat, seperti hadiah dari Allah untuk kita,” ujar akademisi yang meneliti pemikiran Imam Ghazali itu.

Karenanya, jika tidak shalat, tentu individu itu sendiri yang merugi karena tidak mengambil obat atau hadiah dari Allah swt. Sementara Allah swt, shalat tidak hamba-Nya tidaklah mengurangi ketuhanan-Nya.

“Rahmah Allah swt itu menolong kita, bukan malah mengontrol,” kata pria yang malang-melintang studi di sejumlah negara di Timur Tengah itu.

Jika sudah merasa demikian, menurut Timothy mengutip Al-Qur’an, tidaklah mereka bakal khawatir dan sedih. “Tak akan khawatir bagi mereka yang mempercayai Allah. Pun tidak pula bersedih,” katanya.

Amerika Serikat, katanya, membutuhkan upaya mengenal Islam dari substansi spiritual demikian, bukan sekadar diperkenalkan dengan halal haram. Pun tidak juga mulai dari kewajiban yang jika tidak dilakukan, Allah swt bakal menyiksanya.

Ia mengingatkan bahwa Allah swt bersifat kasih sayang, rahmah. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 54, “…Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya…”.

https://www.nu.or.id/internasional/rektor-american-islamic-college-jelaskan-dakwah-rahmah-CSCOz