Mengetahui dan memahami sejarah pesantren dan para pendirinya, mutlak diperlukan oleh para santri. Buku ini hadir untuk memperkaya pengetahuan tentang sejarah para masyayikh pesantren. Kita semua dapat mengambil hikmah dari tindak-lampah dan uswah yang telah ditorehkan .Siapa yang tidak mengenal sosok Kiai Sahal, ulama yang memiliki banyak kiprah tidak hanya mengasuh pesantren. Tetapi juga berkiprah di PBNU, MUI dengan masa pengabdian yang cukup panjang.
Setiap orang yang mengenal Kiai Sahal selalu memiliki kesan mendalam tentang kesederhanaan dan kedisiplinannya. Kiai Sahal memang dikenal sebagai seorang ulama yang istiqomah dan selalu tepat waktu, termasuk dalam urusan keseharian. Sikap Kiai Sahal yang tepat waktu ini tentu memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Sebab jika tidak mengikuti kebiasaan beliau yang tepat waktu, otomatis mereka akan merasa malu. (Halaman 5)
Meskipun masa kecil Kiai Sahal dilalui dengan banyak kepahitan tidak menjadikan Kiai Sahal berputus asa dalam menimba ilmu. Terbukti Kiai Sahal tetap melanjutkan pendidikan ke pesantren-pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga ke Mekkah.
Kiai Sahal aktif di NU mulai dari ranting hingga puncaknya menjadi Rais Am. Begitu juga dalam kepengurusan MUI, mulai aktif di Kabupaten sampai menjadi ketua umum MUI. Gaya kepemimpinan Kiai Sahal dikenal partisipatoris dan menggunakan pendelegasian (bagi tugas) di semua lembaga yang beliau pimpin. Kepemimpinan jarak jauh ini Kiai Sahal laksanakan dengan menempatkan orang-orang kepercayaannya untuk memonitor dinamika organisasi. (Halaman 39)
Buku Kiai Sahal & Nyai Nafisah mengisahkan banyak sekali teladan dan kesalingan sebagai suami isteri, dimana Kiai Sahal selalu mendukung kegiatan Nyai Nafisah di luar pesantren. Buku yang sangat menginspirasi untuk kaum-kaum muda di kalangan pesantren. laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam hal apapun selagi diberi kesempatan.
Keberhasilan Kiai Sahal dalam memimpin lembaga tidak hanya dirasakan oleh santri atau pun alumni. Akan tetapi juga dirasakan oleh warga sekitar pesantren. Terbukti dengan didirikannya BPPM (Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat )Maslakul Huda. Melalui BPPM ini, Kiai Sahal menjembatani kerja sama antara petani kacang di daerah Pati dengan PT Garudafood. (Halaman 33)
Kiai Sahal tidak hanya mendorong kemajuan ekonomi warga sekitar pesantren saja, tetapi juga mendirikan BPR meskipun banyak menuai pro dan kontra namun Kiai Sahal mampu menjawabnya. Dari segi kesehatan pun Kiai Sahal mendorong santri Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) untuk mendirikan taman gizi-semacam Posyandu untuk ibu dan balita di lingkungan sekitar. (Halaman 36)
Kiai Sahal selalu mengapresiasi karya-karya cucu-cucunya, apa pun yang ditulis atau pun digambar. Kata beliau “Semua karya itu bagus, yang tidak bagus itu yang tidak mau berkarya.” Mendengar apresiasi seperti itu membuat anak-anak berseri-seri dan membuat anak semakin kreatif lagi karena respon positif tersebut. Penulis yang kebetulan menantu Kiai Sahal & Nyai Nafisah ini mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menjadi penting bagi seorang santri untuk membaca biografi para Kiainya untuk meneladani uswah-uswahnya. Setiap hari adalah pengalaman berharga bagi para santri untuk menjadikan laku apapun ketika Kiai tersebut masih hidup untuk dijadikan pengalaman berharga. Setiap hari adalah perjuangan untuk orang banyak terutama santri-santri beliau dan masyarakat pada umumnya. Tentu banyak sekali yang dikorbankan untuk kemajuan lembaga yang diasuh setiap Kiai, buku ini adalah satu dari bagian lain yang melengkapi khazanah biografi ulama Nusantara.
Judul Buku: Kiai Sahal & Nyai Nafisah (Beriringan, Saling Mendukung dan Saling Menguatkan)
Penulis : Tutik Nurul Janah
Penerbit: Quantum
Tebal Buku: xiv + 124 Halaman
Cetakan: Pertama, September 2022
https://alif.id/read/nsk/relasi-suami-isteri-kiai-sahal-dan-nyai-nafisah-b247311p/