Resensi Buku: Politik Indonesia Kini

0 0

Read Time:4 Minute, 20 Second

Peresensi: Elsha Nuzarkasih*)

Pada zaman sekarang, pembahasan mengenai politik sebenarnya sudah banyak diulas dan gampang sekali diakses di media masa seperti jurnal, artikel, dan sebagainya. Terlebih lagi politik sudah menjadi salah satu mata kuliah yang wajib dipelajari khususnya bagi mahasiswa jurusan Hukum Tata Negara.

Istilah politik pernah disinggung oleh Almond dan Verba (1984) yang menjelaskan kebudayaan politik yang kemudian menetapkan 3 jenis dari orientasi politik yakni orientasi kognitif, orientasi afektif dan orientasi evaluatif.

Politik sebenarnya sudah menjadi hal biasa yang diperbincangkan di antara kelompok-kelompok yang berdiskusi atau bermusyawarah, apalagi menjelang masa-masa Pilpres 2024 mendatang.

Buku ini berjudul Politik Indonesia Kini: Potret Budaya Politik Hingga Dinamika Pilkada ditulis oleh Abdul Aziz SR, dan kawan-kawan. Buku ini terbit pada tahun 2019 oleh Intrans Publishing Kalimetro.

Apakah kamu ingin mengetahui tentang budaya politik, agama, dan persoalan perempuan? Jika benar, kamu akan menemukan berbagai contoh realitasnya dalam buku ini. Dan tidak hanya itu, buku ini juga menjabarkan mengenai keterkaitan politik dengan agama juga keterkaitan politik dengan perempuan juga. Buku setebal 302 halaman ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab, ditulis menggunakan bahasa yang ringan, sehingga cukup mudah dipahami dan cocok untuk dibaca ketika sedang bersantai atau bosan.

Pada bab pertama pembaca akan diajak untuk mengetahui bagaimana kesatuan dari budaya politik, agama dan perempuan juga mengenai bagaimana pengertian, macam-macam hingga bagaimana proses terjadinya benturan antar sub-budaya politik di Indonesia.

Lalu pada bab kedua pembaca akan melihat bagaimana kesenjangan sosial-ekonomi dan anarkhisme politik yang tentunya akan mebuat kita merasa sedikit miris. Pada bab ketiga pembaca akan mengetahui bagaimana terjadinya desentralisasi dan politik dinasti di Papua, dan terakhir pada bab keempat pembaca akan melihat politik lokal dan dinamika Pilkada di Indonesia dengan contoh yang cukup menyita perhatian.

Dalam salah satu sub babnya kamu akan diajak berimajisi tentang bagaimana terjadinya kasus gereja masehi injili di Minahasa, yang saya yakini tidak banyak orang yang tahu mengenai sejaarah ini. Lalu bagi pembaca yang memegang teguh prinsip bahwa kodrat perempuan hanya “menstruasi dan melahirkan”, maka ia akan diajak untuk mengetahui bagaimana perempuan dalam konsep Jawa yang pasti akan bersinggungan dengan prinsip yang kamu pegang.

Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa buku ini juga tidak hanya berfokus pada politik, akan tetapi membahas juga mengenai ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia, yang saya pastikan akan membuat pembaca merasa miris terhadap kondisi Indonesia.

Ada satu paragraf di halaman 205 yang menjadi perhatian saya, yakni berisi:

Sosok kandidat dengan rekam jejak (track record) yang baik, memiliki kapasitas diri yang memadai, berani, dan cepat mengambil keputusan, bersikap tegas, dan antikorupsi, tentu sangat diharapkan untuk direkrut oleh partai politik. Di pundak kandidat semacam itulah daerah diserahkan untuk dinakhodai dan dikelola dengan baik, kreatif, dan sungguh-sungguh. Daerah-daerah di negeri ini tentu sangat merindukan sosok- sosok seperti itu untuk segera membebaskan diri dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Daerah-daerah yang umumnya kaya akan sumber daya (alam dan sosial- budaya) membutuhkan figur pemimpin yang mengerti benar makna peran dirinya sebagai pemegang otoritas politik di daerah.”

Kata “merindukan” di sini jelas membuat saya bertanya-tanya “apakah kepala daerah yang sebelum-sebelumnya selalu memberikan kekecewaan pada daerah-daerah di bawah naungannya?” “Apakah artinya korupsi selalu terjadi di segala kegiatan rekrutmen calon-calon pemimpin?” Kalau kamu juga sama penasarannya dengan saya maka kamu bisa membeli dan membaca buku ini, karena semua jawaban yang saya pertanyakan tadi tentunya ada dalam buku ini.

Terjadinya pemilihan pada Pilkada yang menghasilkan pemimpin yang buruk juga menurut saya bukan hanya karna kurang nya komitmen yang partai-partai politik miliki akan tetapi karna kurangnya partisipasi masyarakat yang aktif dan kritis. Hal ini masih menjadi permasalah yang belum menemukan jalan keluarnya, menurut saya.

Salah satu faktor yang membuat masyarakat tidak aktif dan kritis dalam kegiatan pemilihan baik pemilu, pilkada atau lainnya adalah karna terjadinya korupsi yang selalu berulang maka yang ada dalam fikiran beberapa orang adalah politik “kotor”.

Dan menurut saya hal inilah yang akhirnya semakin mendukung oknum-oknum dalam partai-partai politik untuk kemudian terus-menerus melakukan korupsi, dan yang pasti bukan hanya satu orang. Karena korupsi itu bersifat sistematis dan sudah pasti ada banyak pintu yang terbuka sehingga korupsi selalu mejadi kasus yang paling sering muncul dalam berita-berita acara tv.

Buku ini memiliki alur maju karena membahas mengenai politik dari orde lama hingga orde baru. Cukup menarik dan menambah wawasan bagi mahasiswa hukum khususnya yang ingin mengetahui mengenai bagaimana sejarah hingga masalah-masalah politik yang terjadi di Indonesia.

Kelebihan dari buku ini adalah dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami dan menjelaskan secara rinci mengenai politik, agama, kesenjangan yang terjadi hingga menjelaskan mengenai permasalahan pada masa pilkada yang cukup menyita banyak perhatian masyarakat Indonesia yakni pilkada DKI Jakarta pada 2017.  Dari buku ini juga selalu membuat kita menemukan pertanyaan baru setiap akhir membaca bab-babnya yang akhirnya selalu membuat kita haus pengetahuan.

Hanya saja, menurut saya, buku ini terkesan monoton, khususnya bagi mereka yang tidak gemar membaca. Jadi, bagi kamu yang tidak suka membaca pengetahuan-pengetahuan baru, menurut saya buku ini tidak cocok, karena buku ini jelas penuh dengan pengetahuan yang membutuhkan pemikiran mendalam. Tapi saya rekomendasikan buku ini untuk mahasiswa hukum, karena buku ini akan membantumu mengetahui dan mempelajari politik hanya dalam 302 halaman.[]

*) Peresensi adalah Mahasiswi Jurusan Hukum Tata Negara IAIN Syekh Nurjati Cirebon

About Post Author

Masyhari

Founder rumahbaca.id, pembina UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Happy

Happy

0 0 %

Sad

Sad

0 0 %

Excited

Excited

0 0 %

Sleepy

Sleepy

0 0 %

Angry

Angry

0 0 %

Surprise

Surprise

0 0 %