Surabaya, NU Online Jatim
Bertempat di Aula Gedung Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dilangsungkan Sarasehan Kebangsaan dengan tema Refleksi dan Aktualisasi Spirit Sepuluh Nopember pada Selasa (19/11/2024). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan seminar kebangsaan dalam rangka peringatan Hari Santri tahun 2024 yang digagas oleh PWNU Jawa Timur.
Hadir dalam acara ini Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana ITS Dr. Machsus, sejumlah guru besar dan civitas akademika lainnya serta tamu undangan dari eksternal. Turut hadir pemateri Prof. Dr. Kacung Marijan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, Dr. Suko Widodo Akademisi Universitas Airlangga, serta guru besar sekaligus mantan Wakil Rektor ITS Prof. Dr. Adi Soeprijanto.
Dalam paparannya Prof. Kacung menegaskan bahwa belum tentu nama ITS ada kata-kata Sepuluh Nopember tanpa ada peristiwa perang Sepuluh Nopember tahun 1945 di Surabaya.
“Sebab salah satu yang mendasari peristiwa Sepuluh Nopember itu adalah fatwa resolusi jihad para ulama sebelum peristiwa itu terjadi. Dengan demikian secara tidak langsung fatwa resolusi jihad punya kontribusi terhadap nama dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini,” katanya.
Sementara itu, Dr. Suko Widodo merefleksikan bagaimana semangat resolusi jihad yang kemudian menjadi Hari Santri ini dikontekstualisasikan pada suasana saat ini. Pakar Komunikasi ini menyampaikan jangan berfikir out of the box, jika tak pernah tahu isinya box.
“Maka menjadi kreatif bukanlah tentang berpikir di luar kotak. Tetapi tentang bagaimana ide anda bisa menjadi solusi,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Adi Soeprijanto menyoroti pentingnya institusi pendidikan seperti ITS ini dalam perannya untuk penguatan spirit Hari Santri. “Misalnya jika perlu dilakukan redesain kurikulum yang lebih relevan dengan semangat kesantrian,” ujarnya.
Mewakili manajemen ITS, Warek 2 ITS Dr. Machsus menyampaikan terima kasih kepada PWNU Jawa Timur atas kepercayaannya yang berkenan mengajak ITS untuk menggelorakan spirit jihad ini melalui sarasehan kebangsaan.
“Konteks spirit tersebut dapat dilihat dalam 3 dimensi, yaitu dimensi masa lalu, dimensi kekinian, dan dimensi yang akan datang. Oleh sebab itu makna spirit hari santri tetap aktual untuk diimplementasikan diberbagai konteks zaman,” ungkapnya.
Sementara Prof. Dr. HM. Afif Hasbullah, Panitia Seminar Kebangsaan Hari Santri PWNU Jawa Timur mengucapkan terima kasih kepada ITS dan perguruan tinggi lainnya yang berkenan menjadi salah satu tuan rumah peringatan Hari Santri tahun ini demi terwujudnya generasi emas dengan tetap mempertahankan nilai-nilai kebangsaan.
“Sebagai bagian dari roadshow seminar kebangsaan, kegiatan di ITS ini mempunyai makna khusus sebagai penutup untuk meng-highlight makna resolusi jihad dan pertempuran 10 november di “rumahnya”, yakni kampus ITS,” ucapnya.
Penulis: Yusuf Amrozi