Seberapa Penting Literasi Peristiwa G 30 S/PKI bagi Penerus Bangsa?

0 0

Read Time:4 Minute, 7 Second

Oleh Ahmad Rusdiana*)

RUMAHBACA.ID – Salah satu pergolakan sejarah setelah Indonesia merdeka adalah peristiwa pemberontakan PKI. Hal itu dikenal dengan sebutan G30S/PKI atau Gerakan 30 September/PKI. Peristiwa G30 S/PKI terjadi tahun 1965 di Indonesia. Peristiwa ini telah memberikan dampak besar bagi bangsa, bahkan beberapa dampak itu masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Sebelum membahas dampak pergerakan G30S/PKI akan lebih baik jika kita mengetahui apa itu PKI dan bagaimana latar belakang peristiwanya. PKI adalah dari Partai Komunis Indonesia, partai berlambang Palu Arit yang berlandaskan ideologi komunis. Ideologi yang menentang agama (Zulfikar, 2021).

Mereka mengatakan agama adalah candu. Mereka juga menentang konsep Ketuhanan Yang Maha Esa, yang ada pada Sila Pertama Pancasila, Sebelum peristiwa G30S/PKI, PKI merupakan partai berhaluan komunis terbesar nomor tiga di seluruh dunia setelah Partai Komunis Uni Soviet dan Partai Komunis Cina. PKI memiliki pengaruh yang begitu besar. Pengaruh yang besar itu bisa dilihat dari kemenangan PKI pada pemilu 1955. PKI menduduki posisi keempat dengan pemilih sebanyak enam belas persen atau setara dengan dua juta orang.

G30 S/PKI merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Peristiwa G30S/PKI telah memberikan dampak negative dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat. Setelah peristiwa tersebut berakhir, kondisi politik Indonesia masih belum stabil. Situasi Nasional sangat menyedihkan, kehidupan ideologi nasional belum mapan. Sementara itu, kondisi politik juga belum stabil karena sering terjadi konflik antar partai politik. Demokrasi Terpimpin justru mengarah ke sistem pemerintahan diktator (Kristina 2019).

Pada masa sekarang, peristiwa bersejarah ini memberikan banyak pembelajaran bagi generasi muda. Pemutaran ulang film G30S/PKI penting sebagai pengingat sejarah terutama untuk generasi milenial serta tidak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat. Penayangan film ini merupakan hal penting karena peristiwa G30S/PKI sudah menjadi bagian sejarah bagi bangsa, sehingga pemerintah perlu memiliki satu suara dalam menunjukkan bahaya dari komunis, dan gambaran bahwa tidak berlakunya sistem komunis di Indonesia. Untuk hal itu Bung Karno pernah berkata “JasMerah”, jangan sekali kali lupakan sejarah, Karena itu, kita haruslah faham bagaimana penghianatan dan kekejaman yang dilakukan PKI kepada bangsa indonesia, Cegah Pemikiran PKI!”.

Dari peristiwa ini, kita bisa belajar bahwa “Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum Bangsa itu mengubah nasibnya Sendiri”. Generasi muda juga harus belajar bahwa sebagai penerus bangsa jangan pernah melihat masa depan dengan buta, kita harus pergunakan peristiwa masa lampau yang dapat dijadikan kaca bengala dari pada masa yang akan datang, seperti perkataan Presiden Indonesia pertama; “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang” (Bung Karno).

Seperti sejarah kelam pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau yang disingkat G30S/PKI. Sejarah penting diketahui agar generasi muda mewarisi jiwa patriotis dan jiwa heroik para pahlwan yang telah gugur mempertahankan kemerdekaan R.I. “Generasi muda wajib mengetahui bagaimana heroiknya para pahlawan, para pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia,” Selanjutnya dikatakan sejarah kelam G30S/PKI juga harus diketahui. Peristiwa tersebut dapat digunakan sebagai pembelajaran agar sejarah kelam tersebut tidak terulang kembali. Dikhawatirkan apabila peristiwa G30S/PKI tidak diketahui generasi muda saat ini.

Hal tersebut menyebabkan sikap cuek generasi muda dalam memahami ideologi komunis yang pernah ada di tanah air. Sikap tersebut dapat menjadi pintu masuk bagi ideologi komunis kepada generasi muda, akibat ketidaktahuannya akan sejarah. Saat ini teknologi informasi berkembang dengan baik. Akses informasi sangat mudah dan cepat dijangkau. Ideologi komunis seperti itu dapat mudah diakses dari luar. Apabila generasi muda tidak memahami ideologi tersebut dari sejarah, dikhawatirkan ideologi tersebut mudah mempengaruhi mereka.

Diketahuhi bersama ideologi komunis yang tidak mengakui adanya tuhan sudah tidak sesuai di Indonesia. Dalam isi UUD 1945 menyebutkan bahwa kemerdekaan dicapai atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Selain itu dalam butir Pancasila pada sila pertama juga berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu semua warga negara Indonesia harusnya berketuhanan. Wallahu ‘Alam Bishowab

*) Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Pegiat Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat.
Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui:
(1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators.
(2) https://www.google.com/search?q=buku+a.rusdiana+shopee&source
(3) https://play.google.com/store/books/author?id=Prof.+DR.+H.+A.+Rusdiana,+M.M.

About Post Author

Masyhari

Founder rumahbaca.id, pembina UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon

Happy

Happy

0 0 %

Sad

Sad

0 0 %

Excited

Excited

1 100 %

Sleepy

Sleepy

0 0 %

Angry

Angry

0 0 %

Surprise

Surprise

0 0 %