Laduni.ID, Jakarta – Puasa ramadhan salah satu ibadah wajib bagi umat Mukmin, karena di dalamnya terkandung banyak hikmah dan kemuliaan dan tujuan dari pusa adalah meningkatnya ketakwaan.
Di sisi lain puasa juga mempunyai rukun-rukun yang harus dipenuhi agar puasanya sah dan diterima Allah SWT. Salah satu syarat sahnya puasa adalah menjauhi perkara-perkara yang membatalkan puasa. Perkara-perkara ini adalah hal-hal yang dapat mengurangi atau menghapus pahala puasa, bahkan membuat puasa tidak sah dan harus diganti (qadha) atau membayar kafarat (tebusan).
Apa saja yang bisa membatalkan puasa, ada 10 hal yang membatalkan puasa menurut kitab Fathul Qorib bab shoum :
أحدها وثانيها (ما وصل عمداً إلى الجوف) المنفتح (أو) غير المنفتح كالوصول من مأمومة إلى (الرأس) والمراد إمساك الصائم عن وصول عين إلى ما يسمى جوفاً (و) الثالث (الحقنة في أحد السبيلين) وهو دواء يحقن به المريض في قبل أو دبر المعبر عنهما في المتن بالسبيلين (و) الرابع (القيء عمداً) فإن لم يتعمد لم يبطل صومه كما سبق. (و) الخامس (الوطء عامداً) في الفرج فلا يفطر الصائم بالجماع ناسياً كما سبق (و) السادس (الإنزال) وهو خروج المني (عن مباشرة) بلا جماع محرماً كان كإخراجه بيده أو غير محرم كإخراجه بيد زوجته أو جاريته واحترز بمباشرة عن خروج المني بالاحتلام فلا إفطار به جزماً (و) السابع إلى آخر العشرة (الحيض والنفاس والجنون والردة) فمتى طرأ شيء منها في أثناء الصوم أبطله
- Masuknya benda kedalam tubuh dengan sengaja melalu lubang yang terbuka (mulut, hidung, dan lain-lain), atau
- Melalui jalan yang tertutup, seperti benda yang masuk ke otak melalui kepala. Yang dikehendaki dalam hal ini adalah bahwa orang yang berpuasa mencegah sesuatu yang bisa masuk kedalam anggota tubuh.
- Mengobati orang yang sakit melalui dua jalan (qubul dan dzubur).
- Muntah dengan sengaja, namun apabila tidak disengaja maka puasanya tidak batal.
- Bersetubuh dengan sengaja. Namun tidak batal apabila lupa (kalau sedang puasa).
- Keluar mani karena bertemunya dua kulit (antara laki-laki dan perempuan) walaupun tanpa berjima’. Diharamkan apabila mengeluarkannya dengan tangan, namun tidak diharamkan seumpama dikeluarkan dengan tangan istrinya atau budaknya (tapi tetap batal). Pengarang kitab (mushannif) telah memisahkan apabila keluar mani disebabkan karena mimpi maka itu tidaklah batal.
- Haid,
- Nifas,
- Majnun (gila),
- Murtad. Maka, apabila salah satu dari yang disebutkan itu terjadi, batallah puasa seseorang.
_______________________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Jumat, 19 April 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.