Oleh Jamroh, S.Pd.SD, Guru SDN 3 Donorojo Kec. Sempor Kab. Kebumen
RUMAHBACA.ID – Pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan belajar. Interaksi belajar dapat tercipta di dalam kelas maupun di luar kelas dengan tujuan belajar sebagai kunci utama.
Membangun kemandirian dan daya kreativitas siswa tercipta melalui pembelajaran yang merdeka.
Pembelajaran merdeka terfokus pada kebahagiaan guru, siswa, serta orang tua dalam mewujudkan tujuan pembelajaran yang bermakna. Bentuk kemandirian dan kreativitas tercermin dari proses pembelajaran yang memberikan keleluasaan guru, siswa, serta orang tua untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Istilah merdeka belajar merujuk pada pola pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi guru dan siswa untuk memperoleh segala pengetahuan secara kontektual. Pola tersebut sebagai wahana pengembangan bagi guru dan siswa dalam pembelajaran yang bermakna. Guru dapat mengeksplorasi segala potensi yang dimiliki siswa agar berkembang sesuai kodratnya.
Pengembangan potensi siswa selaras dengan tujuan pendidikan nasional agar nantinya siswa mampu bersanding, bersaing, dan bertanding dengan negara-negara maju. Dalam konsep merdeka belajar guru dan siswa memiliki kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar mandiri, serta kreatif.
Latar belakang munculnya merdeka belajar yaitu hasil survei yang dilakukan oleh PISA (Program for Internatonal Student Assessment) pada tahun 2019 di mana Indonesia menduduki peringkat 6 terbawah dari 79 negara. Selain itu, merdeka belajar memberikan kesempatan belajar bebas dan nyaman pada siswa untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, tanpa stress dan tekanan.
Berdasarkan fakta tersebut diharapkan konsep merdeka belajar dapat memberi solusi terhadap hasil belajar siswa sesuai dengan memperhatikan bakat alami yang dimiliki tanpa memaksa. Untuk itu, siapkah dengan merdeka belajar?
Dalam merdeka belajar perlakuan keberagaman karakteritik siswa menjadi hal yang utama. Pembelajaran disesuaikan dengan memperhatikan kemampuan tiap individu. Penerapan keberagaman siswa berfokus agar tidak terjadi pemaksaan terhadap potensi kodrati.
Penyajian materi melalui penyesuaian potensi individu membangun pola berpikir kritis dan arif dalam setiap situasi. Pembelajaran tanpa paksaan terhadap potensi kodrati akan menghadirkan rasa bahagia bagi siswa sehingga memiliki ketahanan belajar yang tinggi.
Proses pembelajaran yang bahagia atau happy sebuah kunci sukses untuk mewujudkan hasil yang optimal. Siswa mampu menempatkan potensi yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan. Ketahanan belajar yang dimiliki membawa ke dalam pola pikir yang kreatif dan mandiri untuk membangun individu pembelajar.
Motivasi belajar tergali secara konsisten dengan rasa senang dan gembira melalui kolaborasi. Kolaborasi dalam pembelajaran menghadirkan kebahagian pada diri setiap siswa. Hasil belajar yang diperoleh melalui kolaborasi mampu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (PPP).
Hasil belajar yang diperoleh siswa bersumber pada beberapa bentuk asesmen yang disusun oleh guru. Beberapa asesmen yang digunakan untuk mengukur kriteria keberhasilan pembelajaran meliputi tes dan non tes. Penilaian yang diambil dari tes dengan menggunakan soal tes. Sedangkan penilaian non tes berbentuk portofolio, proyek, produk, tugas kelompok dan karya tulis. Hasil belajar yang diperoleh akan beragam sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Model pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang tepat menurut Widyastuti (2022) yaitu blended learning dan STEAM. Sementara itu, media yang cocok dalam Merdeka Belajar adalah video dokumenter dan film animasi. Kedua hal tersebut sejalan dengan tuntutan kompetensi abad 21 untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengedepankan kebebasan, kenyamanan, serta tanpa tekanan akan menghadirkan pembelajaran yang bermakna. Kebebasan dan kenyamanan dilaksanakan dalam koridor aturan dan prosedur yang ada. Pengakuan potensi yang beragam mewujudkan kemerdekaan dan kemandirian menuju pendidikan yang maju. ***