Laduni.ID, Jakarta – Dalam riwayat Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq disebutkan bahwa ‘Utbah bin Rabi’ah seorang cerdik pandai Quraisy berkata kepada para pemuka Quraisy yang berkumpul untuk merundingkan sikap dan langkah mereka menghadapi gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW, “Wahai kaum Quraisy, mungkin langkah yang baik adalah aku menemui dan berbicara langsung dengan Muhammad, lalu menawarinya beberapa hal. Barangkali dia mau menerima salah satu yang kita tawarkan kemudian kita memberinya apa pun yang dia inginkan agar dia tak lagi menyusahkan kita.”
Mereka menjawab, “Benar, wahai Abu Al-Walid, kami menyetujui usulmu. Pergi dan bicaralah kepadanya.”
Maka, ‘Utbah datang menemui Rasulullah SAW lalu berkata, “Wahai anak saudaraku, kau adalah bagian dari kami. Sungguh sejak dulu kami telah mengenal kejujuran, kesantunan, dan kemuliaan silsilah keluargamu. Namun, kau telah membawa masalah yang sangat besar kepada kaummu. Apa yang kaubawa itu telah merusak persatuan mereka dan merendahkan cita-cita mereka. Jadi, dengarkanlah baik-baik. Aku datang sebagai utusan kaummu untuk menawarimu beberapa hal, mungkin kau mau menerima salah satunya.”
Rasulullah SAW menjawab, “Katakanlah, wahai Abu Al-Walid, aku menyimaknya.”
‘Utbah bin Rabi’ah berkata, “Wahai anak saudaraku, jika dengan yang kaubawa ini kau menghendaki harta, maka kami rela menghimpun sebagian harta kami untukmu sehingga kau menjadi orang terkaya di antara kami. Jika dengan yang kaubawa ini kau menginginkan kemuliaan, kami rela mengangkatmu sebagai pemimpin, sehingga kami tidak akan memutuskan persoalan apa pun tanpa persetujuanmu. Jika yang kauinginkan adalah kerajaan, maka kami rela menobatkanmu sebagai raja. Dan, jika yang mendatangimu adalah jin yang tidak dapat kautangkal maka kami bersedia mencarikan tabib bagimu atas biaya kami hingga kau sembuh.”
https://www.laduni.id/post/read/526374/siasat-kaum-kafir-quraisy.html