Kehidupan di dunia tentu tidak akan semulus yang kita kira. Suatu hal yang kita anggap baik belum tentu baik pula di mata orang lain. Begitu pula sebaliknya. Kadang orang mengumpat bahkan mencela orang lain karena melakukan suatu hal. Ini tentu menjadi masalah serius, apakah para pengumpat dan pencela akan baik-baik saja, setelah mengumpat dan mencela orang lain.
Surat Al-Humazah menegaskan ancaman yang Allah berikan bagi para pengumpat dan pencela serta balasan yang akan mereka terima. Surat Al-Humazah ada dalam juz 30. Surat ini ialah surat ke-104 dalam urutan mushaf Al-Quran.
Menurut kesepakatan ulama, Al-Humazah termasuk kategori surat Makkiyah. Surat ini mengatasi masalah akhlak yang serius di kalangan masyarakat, yaitu mengumpat orang lain ketika mereka tidak ada (ghibah), atau mencela mereka di hadapannya.
Surat Al-Humazah dan Artinya
وَیۡلࣱ لِّكُلِّ هُمَزَةࣲ لُّمَزَةٍ ١ ٱلَّذِی جَمَعَ مَالࣰا وَعَدَّدَهُۥ ٢ یَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥۤ أَخۡلَدَهُۥ ٣ كَلَّاۖ لَیُنۢبَذَنَّ فِی ٱلۡحُطَمَةِ ٤ وَمَاۤ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ ٥ نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٦ ٱلَّتِی تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفۡـِٔدَةِ ٧ إِنَّهَا عَلَیۡهِم مُّؤۡصَدَةࣱ ٨ فِی عَمَدࣲ مُّمَدَّدَةِۭ ٩﴾
Artinya, “(1) Celakalah setiap pengumpat lagi pencela, (2) yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. (3) Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. (4) Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. (5) Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah? (6) (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan, (7) yang (membakar) naik sampai ke hati. (8) Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (9) (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”
Keutamaan Surat Al-Humazah
Imam Az-Zamakhsari menuturkan keutamaan membaca surat Al-Humazah dari riwayat At-Tsa’labi, Al-Wahidi, dan Ibnu Marduwaih:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْهُمَزَةِ أَعْطَاهُ اللَّهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ بِعَدَدِ مَنِ اسْتَهْزَأَ بِمُحَمَّدٍ وَأَصْحَابِهِ
Artinya, “Barang siapa yang membaca Surat Al-Humazah, maka Allah akan memberinya 10 kebaikan sebanyak jumlah orang yang menghina Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.” (Al-Kasyaf ‘an Haqaiq Ghawamidhit Tanzil, [Beirut, Darul Kitab Al-‘Arabi: 1407 H], jilid IV, 796).
Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan, Surat Al-Humazah dinamakan demikian karena permulaan surat ini diawali dengan firman Allah swt yang berbunyi: “Wailul likulli humazatil lumazah”. (At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1411 H], jilid XXX , halaman 396).
Munasabah Surat Al-Humazah dengan Surat Sebelumnya
Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan korelasi Surat Al-Humazah dengan surat sebelumnya yaitu surat Al-‘Ashr. Setelah dalam surat sebelumnya Allah menegaskan bahwa seluruh umat manusia berada dalam kondisi kerugian, kekurangan, dan kehampaan, surat ini menggambarkan keadaan orang-orang yang merugi dan bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai kerugian tersebut melalui satu contoh yang jelas. (Az-Zuhaili, XXX/396).
Sababun Nuzul Surat Al-Humazah
Jalaluddin As-Suyuti memaparkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim berkaitan sebab diturunkannya surat:
أخْرَجَ ابْنُ أبِي حاتِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أنَّهُ قِيلَ لَهُ: نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ في أصْحابِ مُحَمَّدٍ: ويْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ. فَقالَ: ابْنُ عُمَرَ: ما عُنِينا بِها ولا عُنِينا بِعُشْرِ القُرْآنِ
Artinya, “Dari Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Umar, sungguh dikatakan kepadanya: ‘Ayat ini turun mengenai sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu: ‘Wailul likulli humazatil lumazah’ .” Lalu Ibnu Umar menjawab: “Kami tidak termasuk di dalamnya, dan kami tidak termasuk dalam 10 bagian dari Al-Qur’an.” (Ad-Durrul Mantsur, (Beirut, Darul Fikr], jilid VII, halaman 623).
Imam Abu Hayan menjelaskan, surat ini diturunkan berkaitan dengan Al-Akhnas bin Shuraik, Al-‘Asi bin Wa’il, Jamil bin Ma‘mar, Al-Walid bin Al-Mughirah, atau Umayyah bin Khalaf. Ada beberapa pendapat tentang hal ini. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa ayat ini bersifat umum dan berlaku untuk siapa saja yang memiliki sifat-sifat tercela yang digambarkan dalam ayat tersebut. (Al-Bahrul Muhit fit Tafsir, (Beirut, Darul Fikr: 1420 H], jilid X, halaman 540).
Meskipun ayat ini diturunkan untuk orang tertentu, tetapi lafal yang digunakan dalam surat bersifat ‘amm, seperti kaidah telah masyhur di kalangan ulama ushul, yaitu:
أَنَّ خُصُوصَ السَّبَبِ لَا يُنَافِي عُمُومَ اللَّفْظِ
Artinya, “Sungguh kekhususan suatu sebab tidak menafikan keumuman lafal.” (Az-Zuhaili, XXX/397).
Tafsir Surat Al-Humazah
Ayat pertama yaitu “Wailul likulli humazatil-lumazah”. Mengutip penjelasan Ibnu ‘Asyur, frasa “wailul’ bermakna doa yang digunakan untuk ancaman hukuman
Kemudian maksud dari frasa humazah berasal dari kata “hamz”, yang bermakna hinaan seseorang kepada orang lain dengan isyarat mata, pipi, atau kepala, di hadapannya atau ketika orang tersebut berpaling. Sedangkan “Lumazah” berasal dari kata “lamz”, yang berarti mengejek atau mencela.
Dua sifat ini merupakan perlakuan orang-orang musyrik terhadap orang-orang beriman pada masa awal Islam. Namun siapa pun yang memperlakukan seorang Muslim dengan cara yang sama, maka berhak mendapatkan ancaman seperti dalam surat. (At-Tahrir wat Tanwir, [Tunisia, Ad-Darut Tunisiyah lin Nasyr: 1984 M], jilid XXX, halaman 538).
Kemudian Allah menyebutkan sifat orang mengumpulkan harta dan menghitungnya. Mereka mengira hartanya menjamin keabadian dan membuatnya hidup abadi tanpa mati, karena sangat kagum pada hartanya, sehingga mereka tidak lagi memikirkan apa yang terjadi setelah kematian. Lalu Allah membantah dan menegur klaim mereka pada ayat ke 4:
كَلَّاۖ لَیُنۢبَذَنَّ فِی ٱلۡحُطَمَةِ
Artinya, “Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.” (Az-Zuhaili, XXX /400).
Ayat ke-5 sampai ke-6 menjelaskan keadaan dan sifat sifat yang dimiliki neraka Hutamah. Mengutip Imam Al-Qurthubi, mereka para pengumpat, pencela, orang yang mengumpulkan harta dan hartanya, akan dilempar dan dibuang ke dalam Neraka Hutamah. Penamaan neraka Hutamah kaarena neraka ini mematahkan segala sesuatu yang dilemparkan ke dalamnya, menghancurkannya, dan menggerusnya.
Imam Al-Mawardi meriwayatkan dari Al-Kalbi, neraka Hutamah merupakan lapisan keenam dari lapisan-lapisan Jahanam. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, [Kairo, Darul Kutub Al-Misriyah:1384], jilid XX, halaman 184).
Neraka Hutamah ialah api yang menyala dan tidak akan pernah padam. Di dalamnya hati mereka dipenuhi oleh lautan api dan mereka dibakar dalam keadaan hidup-hidup. Hati disebutkan secara khusus karena merupakan tempat bagi keyakinan yang sesat, niat-niat jahat, akhlak buruk seperti kesombongan dan merendahkan orang lain, serta perbuatan-perbuatan keji. (Az-Zuhaili, XXX/400-401).
Intisari Surat Al-Humazah
Syekh Wahbah Az-Zuhaili memaparkan beberapa intisari dari surat Al-Humazah yang dapat dijadikan pelajaran dan hikmah, yaitu:
- Kehinaan dan siksaan bagi penggunjing
- Kekayaan dan angan-angan sebagai penyebab kehinaan.
- Merendahkan atau mencela orang lain seringkali disebabkan oleh kekayaan dan angan-angan yang panjang. Karena kekayaan menumbuhkan rasa kagum pada diri sendiri dan kesombongan.
Kekayaan juga memperpanjang harapan dan memberi angan-angan yang jauh, sehingga karena kelalaian yang berlebihan, pemilik harta mengira bahwa hartanya akan membuatnya abadi di dunia. - Harta tidak meningkatkan derajat seseorang. Allah menegaskan, memiliki harta tidak membuat seseorang lebih baik atau lebih tinggi derajatnya. Yang lebih penting adalah ilmu dan amal baik kita.
- Hukuman bagi yang menghina dan mengumpulkan harta untuk diri sendiri. Allah telah menetapkan hukuman bagi orang yang suka menghina dan mengumpulkan harta hanya karena kecintaan pada harta itu sendiri, yaitu dilemparkan ke dalam neraka Jahannam yang akan menghancurkan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya .(Az-Zuhaili, XXX/401-402).
Mengumpat, mencela, dan mengumpulkan harta karena kecintaan padanya akan mendatangkan ancaman dari Allah swt, yaitu balasan berupa neraka Hutamah yang sangat mengerikan.
Ini dapat menjadi pelajaran dan pengingat bagi manusia agar tidak mengumpat dan mencela orang lain, karena dapat berdampak serius baginya di kehidupan akhirat nanti. Waallahu a’lam.
Ustadz Achmad Khoirudin, Mahasantri Ma’had Aly Al-Iman, Bulus, Purworejo.
https://islam.nu.or.id/tafsir/surat-al-humazah-ancaman-bagi-para-pengumpat-dan-pencela-bagy8