Syekh Ahmad Zarruq adalah satu sufi dan mujadid agung dalam sejarah Islam. Karyanya sampai sekarang menjadi bahan rujukan khususnya dalam dunia tasawuf. Beliau adalah orang yang pertama mendapatkan gelar muhtasib al-‘ulama’ wa al-awliya’.
Ulama ini lahir pada 7 Juni 1442 atau 22 Muharram, 846 H. Menurut sejarawan, beliau dilahirkan di desa di wilayah Tiliwan, sebuah daerah pegunungan wilayah Maroko. Beliau berasal dari suku Barnusi yang tinggal di daerah antara Fes dan Taza. Disebutkan pula masa kecilnya sangat memprihatinkan karena semenjak kecil sudah menjadi yatim piatu. Ibu dan ayahnya wafat ketika dirinya berumur tujuh hari. Setelah itu diasuh oleh diasuh oleh neneknya Ummul Banin yang kenal sebagai ahli hukum Islam yang ulung.
Gemblengan neneknya yang menjadi salah Syekh Ahmad menjadi satu ulama paling terkemuka madzhab Maliki. Pendidikan neneknya yang kemudian memotivasi Syekh Ahmad Zarruq menjadi ahli di berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam seperti ilmu kalam, fikih, qiraat, hadis dan tasawuf. Ketika masih belia telah hafal al-Qur’an. Tidak hanya ilmu agama saja yang sang nenek membekalinya dengan ilmu menjahit. Konon keahliannya menjahit juga berkat dorongan neneknya. Syekh Ahmad Zarruq dididik menjahit ketika usianya sembilan tahun.
Karyanya sampai sekarang masih menjadi bagan kajian dan bacaan wajib bagi para penganut tasawuf dan fikih. Beliau juga dikenal sebagai Imam az-Zarrūq ash Shadzili. Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas Ahmad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn ‘Isa Zarruq al-Fasi al-Burnusi. Masa hidupnya antara tahun 1442–1493 M. Dalam dunia intelektual, Syekh Ahmad Zarruq populer sebagai cendekiawan suni dan ulam sufi dari Fes , Maroko. Tingkat keilmuannya mewakili teori dan spiritualitas yang paling menonjol dalam sejarah Islam masa itu sehingga orang sezamannya menyebutnya sebagai pembaharu atau mujadid.
Tercatat ada beberapa guru selain neneknya yaitu Syekh Abu al-Abbas Ahmad ibn al-‘Ijl yang tak lain adalah kakeknya sendiri kemudian Syekh Abdullah Muhammad Sulaiman al-Jazuli yang kesohor dengan karyanya kitab Dalail al-Khairat.
Namun namanya juga kesohor sebagai ulama yang menganut tarekat Syadziliyah. Bahkan beliau mendirikan cabang Tarekat Syadziliyah dengan namanya Zarruqi Syadzili. Ada beberapa karya tulisnya. Namun yang populer dan fenomenal adalah kitab Qawa’id al-Tasawwuf dan syarah (penjelasan) terhadap kitab al-Hikam karya Syekh Athaillah al-Sakandari dan syarah Hidzib al-Bahr karya Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili. Beliau menulis lebih dari 50 kitab. diantaranya Qawaa’id At-Tasawwuf, Al-Jaami’, An-Nasa’ih, An-Nasihah Al-Kafiyah, Risalah, Risalah fi Radd ‘alaa Ahlul Bid’ah, Sharh Al-Haqa’iq wa Daqa’iq, Sharh Muqatta’at Ash-Shushtari, I’anatul-Mutawajjih al-Misken dan lain sebagainya.
Beliau wafat di Misrata, Libya tahun 899 M (1493) dan dimakamkan disana. Dari dulu makamnya tak pernah sepi oleh para peziarah. Namun pada hari pada Minggu 26 Agustus 2012, simpatisan ISIS menggali kuburan Ahmad Zarruq dan diduga membuang jenazahnya di tempat yang tidak diketahui. Kuat dugaan bahwa jenazahnya tubuhnya ditempatkan di lokasi rahasia, karena ISIS ingin menjauhkan orang-orang yang menghormati jenazahnya karena dianggap sesat. Konon jenazahnya telah ditemukan lagi. (Dari berbagai sumber)
http://www.sufinews.com/syekh-ahmad-zarruq-mujadid-agung-abad-15/