1.1 Lahir
1.2 Nasab Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar
1.3 Wafat
1 Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Syekh Maulana Ali Akbar adalah salah satu Ulama yang mensyi’arkan agama Islam di Nusantara sebelum jaman Wali Songo. Beliau lahir di Persia, Iran. Beliau memiliki keahlian di bidang kesehatan dan kedokteran Islam. Beliau adalah cicit dari Sulthanul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Dan menjadi utusan dari Sultan Muhammad 1. Beliau juga dikenal dengan nama Syekh Ali Akbar
1.2 Nasab Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar
- Nabi Muhammad SAW.
- Sayyidah Fathimah Az-Zahrah
- Imam al-Hasan
- al- Hasan al-Mutsanna
- Abdu’llah al-Mahdi
- Musa al-Jawn
- Abdu’llah
- Musa
- Dawud
- Muhammad
- Yahya az-Zahid
- Abdu’llah
- Abu Salih Musa Jangi Dost
- Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy
- Abdur Razzaq
- Abdul Karim Al-Jilli
- Muhammad
- Abdullah
- Muhammad
- Ahmad
- Ali
- Maulana Muhammad Ali Akbar atau Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar atau SyekhAli Akbar
1.3 Wafat
Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar diperkirakan meninggal pada tahun 1435 M, dan dimakamkan di Gunung Santri, Cilegon, antara Serang-Merak, Jawa Barat.
2. Perjalanan Dakwah Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar
Para Wali Songo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, baik dalam ikatan darah atau karena pernikahan, maupun dalam hubungan guru dan murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya.
Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar masuk dalam Angkatan ke-1 yang diperkirakan pada tahun (1404 – 1435 M), terdiri dari Syekh Maulana Malik Ibrahim (wafat1419), Syekh Maulana Ishaq, Syekh Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Syekh Maulana Muhammad Al-Maghrabi, Syekh Maulana Malik Isra’il (wafat 1435), Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435), Syekh Maulana Hasanuddin, Syekh Maulana’Aliyuddin, dan Syekh Subakir
Pada tahun akhirnya rombongan dari Turki telah tiba di Jawa. Mereka menuju daratan Tandhes, sebuah pelabuhan terbesar di Jawa kala itu. Selepas turun dari kapal, para utusan Turki beristirahat sejenak melepas lelah. Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat menuju Trowulan. Sesampai disana mereka merasa terhibur , ternyata di Trowulan juga telah ada sekelompok masyarakat Muslim. Bukan muslim asing seperti mereka, tapi muslim pribumi. Di istana rombongan disambut dengan baik oleh Baginda Prabu Wikrama Wardhana. Dijamu dengan kehormatan layaknya utusan dari Negara jauh. Dakwah Mereka untuk mengislamkan Prabu Wikramawardhana belum berhasil, akan tetapi mereka dipersilahkan untuk melakukan dakwah asal tidak melalakukan cara pemaksaan.
Para ulama dari mancanegara itu pun menyusun rencana lain, berdakwah dengan cara mereka sendiri-sendiri. Setelah dilakukan musyawarah akhirnya diputuskan sebagai berikut:
- Syekh Jumadil Kubro dan kedua putranya Ali dan Zainal memutuskan tinggal dan berdakwah di Trowulan.
- Syekh Maulana Malik Ibrahim Memutuskan untuk tinggal dan berdakwah di daerah Tandhes.
- Syekh Malilk Israil, Syekh Hasanudin, dan Syekh Aliyudin memutuskan untuk tinggal dan berdakwah di daerah Banten.
- Syekh Maulana Maghribi, Syekh Subakir, dan Syekh Maulana Ali Akbar Memutuskan untuk tinggal dan berdakwah di daerah Jung Mara ( Jung Mara adalah nama lama bagi pelabuhan Jepara.)
Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar, Syekh Maulana Maghribi, Syekh Subakir akhirnya melakukan perjalanan menuju ke daerah Jung Mara. Setelah sampai disana akhirnya meraka melakukan pembagian tugas lagi untuk melakukan dakwah di daerahyang terpisah agar perjalanan dakwah lebih cepat tersebar. Dan akhirnya beliau berdakwah sampai di daerah Cilegon, Provinsi Jawa Barat, bersahabat akrab dengan Maulana Malik Isroil. Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar memiliki keahlian di bidang kedokteran Islam, bidang Farmakologi Islam. Kehadiran beliau sangat diterima di masyarakat Cilegon sampai Cirebon karena beliau selain melakukan dakwah juga melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat sekitar sehingga ajaran beliau mudah diterima hingga akhirnya masyarakat banyak yang dengan ikhlas masuk Islam.
Atas perilaku beliau yang sopan, ramah, santun dan banyak membantu mengobati masyarakat setempat yang sakit dengan izin Allah. Syi’ar yang disampaikan oleh Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar yang dikenal dengan ajaran Ishlah Khamsah;
- Ishlah Billah [Berdamai dengan Allah]. Yang bermakna selalu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya.
- Ishlah bir Rasulillah [Berdamai dengan Rasulillah]. Yang bermakna selalu setia kepada Nabi Muhammad saw, dan ahlulbaitnya, serta para sahabatnya, serta mendalami dan menjalankan sunnah darinya.
- Ishlah bil Muslimin [Berdamai dengan Kaum Muslimin]. Yang bermakna selalu menjaga silaturrahmi dan ukhwah Islamiyyah antar sesama kaum muslimin.
- Ishlah bil ‘Âlamîn [Berdamai dengan alam semesta]. Yang bermakna menjaga kelestarian alam semesta dan lingkungannya.
- Ishlah bin Nafsi [Berdamai dengan diri sendiri]. Yang bermakna merasakan ketenangan, ketentraman dan menjaga pikiran serta kemauan dalam tubuh ini
Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar mengatakan bahwa penyebab dari semua penyakit disebabkan terlalu banyak angan-angan, dan kurangnya bersandar kepada Allah SWT.
Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar semasa hidupnya berdakwah berdasarkan kitab Thibb an-Nabawi dan mempraktekkannya dalam dakwah Islam sehari-hari. Kitab Thibb an-Nabawi adalah pengobatan yang meliputi pengobatan jasmani, sosial, mental dan spritual bagi individu, masyarakat dan kemanusiaan sepanjang masa. Kitab Thibb an-Nabawi bukan sekedar pengobatan dalam pengertian sempit, sebagaimana pada istilah penyembuhan dalam kedokteran modern bahkan sering disebut sebagai pengobatan alternatif, Kitab Thibb an-Nabawi adalah petunjuk dari Rasulullah SAW yang diberi ilmu dan akhlak, dan dengan wawasan psikologis yang lurus. Dan mencapai pengetahuan tentang seluruh aspek kejiwaan manusia. Rasulullah SAW juga sangat berpengalaman dalam memahami segala fenomena kehidupan desa dan kota. Atas semua itu, Rasulullah SAW menerima wahyu ilahi yang melampaui batas kemampuan manusia biasa.
Syekh Maulana Ali Akbar terus melakukan perjalanan dakwah dan pengobatan di sekitar Cilegon dan Cirebon hingga akhir hayatnya
3 Keteladanan Syekh Maulana Muhammad Ali Akbar
Syekh Maulana Ali Akbar adalah tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah satu pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau merupakan salah satu tokoh kunci proses Islamisasi di tanah jawa yang hidup sebelum Walisongo yang mampu menembus dinding kebesaran kerajaan Majapahit. Beliau juga berdakwah bersama para ulama-ulama lain yang mempunyai modal tersendiri untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Beliau umumnya dianggap bukan keturunan Jawa, tetapi berasal dari Persia, Iran datang melalui laut menuju ke Jawa atau orang-orang Islamis yang tetap kuat dalam melakukan dakwah yang umumnya masyarakatnya masih menganut ajaran agama Hindu-Budha pada masa pemerintahan Majapahit.
Syekh Maulana Ali Akbar memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan agama Islam. Awal dimulai dakwah dengan cara melakukan pengobatan secara gratis kepada rakyat sekitar dan siap membantu mereka. Kegiatan dakwah pun berjalan lancar. Atas ketelatenan dan kesabaran beliau akhirnya banyak warga yang secara ikhlas masuk Islam.
Penampilan yang sejuk tutur bicara yang santun ketika beliau menyampaikan dakwah hingga beliau dianggap tokoh yang cukup di segani karena beliau selalu siap untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan beliau tanpa memandang derajat dalammelakukan pengobatan dan menyampaikan misi dalam dakwahnya.
4 Referensi
- Buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto,
- Buku Wali Songo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, Agus Sunyoto, Jakarta: Transpustaka, 2011
- Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
- Sejarah Wali Sanga, Purwadi,
- Dakwah Wali Songo, Purwadi dan Enis Niken,
- Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
- Mukarrom, Akhwan. Sejarah Islam Indonesia I. Surabaya: Uin Sunan Ampel, 2014.
https://www.laduni.id/post/read/81067/syekh-maulana-muhammad-ali-akbar-syekh-ali-akbar.html