Laduni.ID, Jakarta – Setiap era telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, salah satu era tersebut adalah masa kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab dari tahun 634 hingga 644 M.
Peristiwa-peristiwa bersejarah di belahan dunia antara lain di Jazirah Arab, Nusantara, Timur Tengah, Mesir, Eropa, dan Cina meninggalkan dampak besar terhadap peradaban yang kita kenal sekarang.
Di Jazirah Arab pada tahun 634 M terjadi peristiwa besar, yakni pergantian kekhalifahan yang pertama dalam sejarah peradaban Islam. Khalifah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq telah dilanjutkan oleh Sayyidina Umar bin Khattab, sesuai dengan wasiat dari Khalifah Abu Bakar sebelum wafat. Hal ini membuktikan kemuliaan Umar bin Khattab.
Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M) salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Beliau masuk Islam pada tahun ke-6 kenabian. Sejak masuk Islam, Sayyidina Umar bin Khattab lah yang memprakarsai era keterbukaan dalam berdakwah.
Keberanian dan pengabdiannya dalam memisahkan antara kebenaran dengan kebathilan membuatnya diluluki Al-Faruq, yang berarti pemisah antara kebenaran dengan kebathilan.
Dalam masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Khattab merupakan pemimpin dengan keahlian administrasi yang sangat baik, pemimpin politik, dan jenderal militer yang cerdas. Keputusan dan kebijakan dalam menegakkan kebenaran dan hak-hak rakyat, membuat dirinya dihargai dan memiliki posisi penting dalam Sejarah Peradaban Islam.
Di antara kontribusi yang diberikan Umar bin Khattab untuk Islam ialah, dirinya beserta pasukan Muslim berhasil membentangkan kejayaan Islam dari Jazirah Arab, Palestina, Suriah, sebagian Persia, dan Mesir. Beliau beserta para sahabat lainnya berhasil mengembangkan wilayah Islam dan berhasil membangun administrasi yang baik dalam pemerintahan Islam. (Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, 2007)
Di Nusantara pada periode tahun 634-644 M, masih merupakan wilayah yang belum terpengaruh secara langsung oleh perkembangan Islam dan kekuasaan politik di Timur Tengah. Karena pada era ini, di Nusantara agama Hindu dan Buddha masih berpengaruh kuat.
Dalam catatan sejarah pada era ini terdapat Kerajaan bercorak Hindu Buddha yang berkuasa di wilayah pantai utara Jawa Tengah, antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara, yakni Kerajaan Kalingga atau juga dikenal sebagai Kerajaan Holing. Raja yang berkuasa pada saat itu adalah Raja Prabhu Wasudewa (632-652 M), seorang putra dan penerus Prabhu Wasugeni. Semasa pemerintahannya, Prabhu Wasudewa dapat mempertahankan kestabilan dan kemakmuran kerajaannya.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan ini memiliki wilayah yang luas, meliputi sebagian besar Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Kerajaan Kalingga juga tercatat memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan lain di wilayah Nusantara, Tiongkok, India, dan Asia Tenggara. Kerajaan ini juga memiliki kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan agama yang maju dan harmonis. (Univ. Islam An-Nur Lampung, Sejarah Kerajaan Kalingga: Dari Masa Kejayaan Hingga Keruntuhan, 2023)
Di Timur Tengah antara tahun 634 hingga 644 M, setidaknya ada 3 peristiwa besar yang terjadi. Pada tahun 635 M, wilayah Damaskus yang saat itu masih menjadi salah satu wilayah kekuasaan Kekaisaran Byzantium jatuh ke tangan pasukan Muslim yang dipimpin oleh panglima perang Khalid bin Walid pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
Damaskus adalah salah satu kota penting di wilayah Timur Tengah dan kejatuhan kota ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah penyebaran Islam di daerah tersebut. Setelah Damaskus jatuh ke tangan Muslim, penduduk kota tersebut dijamin keamanannya, baik harta, nyawa, dan gereja mereka, dengan syarat membayar upeti atau jizyah, menandai penaklukan Suriah secara total oleh pasukan Muslim.
Tahun 636 M, terjadi peristiwa pertempuran Yarmuk di Timur Tengah, menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah di dunia. Adalah pertempuran besar antara pasukan Muslim masa pemerintahan Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab dengan Kekaisaran Byzantium masa pemerintahan Kaisar Heraklius (610-641 M) di wilayah Suriah.
Pertempuran ini memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Timur Tengah. Keberhasilan pasukan Muslim dalam pertempuran ini membuka jalan bagi penaklukan lebih lanjut dan pengaruh Islam yang lebih luas di wilayah tersebut.
Tahun 637 M, terjadi Perang Qadisiyah antara pasukan Muslim melawan pasukan Kekaisaran Persia Sasaniyah, merupakan salah satu perang penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Irak dan sekitarnya. Pada saat perang ini, pasukan Muslim dipimpin oleh Sa’ad bin Waqqash, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan salah satu Panglima Perang terkemuka dalam sejarah Islam.
Dalam jalannya perang, Pasukan Muslim hanyalah berjumlah sekitar 36.000 orang, sedangkan pihak Persia Sasaniyah berjumlah sekitar 120.000 orang. Meskipun kalah dalam jumlah, pasukan Muslim dapat memenangkan pertempuran di wilayah Qadisiyah ini.
Dampak kemenangan perang ini sangat signifikan bagi Sejarah Peradaban Islam, karena membuka jalan bagi penaklukan lebih lanjut dan pengaruh Islam yang lebih luas di wilayah Irak dan sekitarnya tersebut. (Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, 2007)
Di Mesir, pada awal masa ini dalam kekuasaan Kekaisaran Byzantium di bawah pemerintahan Kaisar Heraklius. Namun, sejak tahun 639 M Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab mengutus pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Panglima perang Amr bin Ash ke Mesir untuk menyebar luaskan pengaruh Islam di negeri Mesir.
Akhirnya di tahun 641 M, Mesir berhasil ditaklukan oleh pasukan Muslim yang dipimpin oleh Amr bin Ash, beliau adalah salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW dan salah satu Panglima Perang terkemuka dalam sejarah Islam.
Amr bin Ash juga terkenal karena kepiawaian dan keahliannya dalam berpolitik, serta kemampuannya dalam memperkuat keamanan dan ketentraman di wilayah yang ditaklukkannya.
Dampak dari penaklukan ini sangat signifikan bagi Sejarah Peradaban Islam, karena sejak itu Agama Islam menyebar luas ke daerah Mesir dan sekitarnya dan menjadikan wilayah tersebut bagian dari kekhalifahan Muslim, membuat penduduk Mesir dominan beragama Islam hingga sekarang. (Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, 2007)
Di Eropa pada periode ini, Kekaisaran Byzantium di bawah pemerintahan Kaisar Heraklius (610-641) mengalami perubahan politik dan sosial yang signifikan. Kekaisaran Bizantium berjuang melawan serangan dari berbagai kekuatan, termasuk serangan dari bangsa Arab Muslim.
Tahun 637, terjadi peristiwa pembebasan Yerusalem, yang pada saat itu masih menjadi wilayah kekuasaan Byzantium. Setelah pembebasan ini, Khalifah Umar bin Khattab beserta rombongan melakukan kunjungan langsung ke Yerusalem untuk menerima penyerahan kota tersebut dan membuat perjanjian dengan penguasa sebelumnya yang juga pemimpin gereja Kristen, Patriak Sophronius.
Dalam perjanjian tersebut, Khalifah Umar bin Khattab membuat beberapa kebijakan dan peraturan merinci hak-hak dan keistimewaan mengenai orang-orang yang ditaklukkan dan kaum Muslimin di Yerusalem, sehingga mempengaruhi kehidupan sosial dan politik di wilayah tersebut.
Selain dua peristiwa di atas, di Eropa tidak banyak meninggalkan jejak peristiwa Sejarah. Pada masa itu di eropa sendiri dalam masa periodisasi Abad Pertengahan yang terjadi sejak abad ke-5 hingga abad ke-15. (Muhammad Hafil, Isi Perjanjian Umar bin Khattab Saat Membebaskan Palestina, 2023)
Di Cina, pada masa ini adalah masa kekuasaan Dinasti Tang yang berpusat di Kota Chang An dipimpin oleh Kaisar Li Shimin juga dikenal sebagai Kaisar Taizong dari Tang. Li Shimin merupakan Kaisar kedua Dinasti Tang, berkuasa sejak tahun 626 hingga 649 M.
Di bawah pemerintahannya, Cina mengalami perkembangan budaya yang pesat dalam bidang seni, kesusastraan, dan ilmu pengetahuan. Membuat dinasti ini dikenal sebagai salah satu dinasti yang paling makmur dan berpengaruh dalam sejarah Cina.
Reformasinya yang signifikan terhadap pemerintahan dan kebijakan negara membantu memperkuat Dinasti Tang dan menciptakan masa kejayaan, membuat Li Shimin tercatat sebagai salah satu Kaisar terbesar dalam Sejarah Cina. (Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar, Dinasti Tang: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan, 2021)
Pemaparan di atas memberikan gambaran singkat tentang kondisi dunia pada waktu tersebut. Dengan fokus pada Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab sebagai Khalifah kedua dalam sejarah Islam, ada peristiwa besar lainnya di belahan dunia lainnya yang kita ketahui seperti, kerajaan seperti Kalingga di Nusantara, pertempuran-pertempuran bersejarah di Timur Tengah, Penaklukan besar di Mesir, Pembebasan rakyat Yerusalem, kekuasaan Heraklius sebagai Kaisar Byzantium di Eropa, dan masa keemasan Dinasti Tang di Cina pada masa pemerintahan Kaisar Li Shimin atau Taizong.
Rangkaian di atas menjadi pengetahuan yang penting bagi generasi sekarang maupun yang akan datang, dengan harapan bisa menjadi pembelajaran dan membangkitkan semangat positif, sehingga dapat memunculkan generasi-generasi yang unggul dan berkualitas di masa depan.
Penulis: Muhammad Fahrul Rozi
Editor: Kholaf Al Muntadar