sufinews.com. Syekh Arsyad al Banjari tidak hanya dikenal sebagai ahli fikih, tetapi juga piawai dalam ilmu tasawuf. Hal ini terbukti dengan adanya dua kitab tasawuf karangan beliau Risalah Fath ar-Rahman bi Syarh Risalah al-Wali ar-Ruslan dan Risalah Kanzul al-Ma’rifah.
Untuk kitab yang pertama Fath ar Rahman Risalah al-Wali Ruslan adalah syarah dari kitab Risalah al-Wali ar-Ruslan karya Syekh Syaikh Raslan ibn Ya’qub ibn Abdurrahman ibn Abdullah ad-Dimasyqi. Dalam kitab ini memuat uraian tentang ‘syirik hati’ serta bagaimana cara membuangnya dengan meningkatkan tauhid asma, tauhid af’al, tauhid sifat, sampai kepada Tauhid zat.
Ada juga pembahasan mengenai mukasyafah, musyahadah, muayanah. Selain itu ada tata cara agar seseorang dapat berpindah dari maqam farq ke maqam jama’ hingga sampai ke tingkat maqam al arif billah. Kitab ini juga menerangkan pengertian iradah, murid dan murad, arti ilmul yakin (ilmu dasar), ainul yakin (ilmu menengah) dan haqqul yakin (ilmi tertinggi). Ada pula pembahasan bab suluk atau orang yang mendekatkan diri kepada Allah.
Sementara dalam Risalah Kanzul al-Ma’rifah berisi tata cara berzikir dalam thariqat. Selain itu kitab ini juga memuat beberapa aturan dan persiapan yang harus dilakukan penganut tarekat seperti konsep mengenal diri dan lain sebagainya.
Dari kitab Kanzul ma’rifah ini Syekh Arsyad mengemukakan tentang kedudukan syariat, amal dan wahyu. Menurutnya syariat merupakan pondasi pertama yang dalam melakukan kegiatan yang lebih mendalam dalam dunia tarekat terutama masalah penggodokan hati. Tidak akan berhasil seseorang dalam melakukan berbagai amaliah batin manakala dalam tataran syariat tidak tepat (belum sempurna). Oleh karena itu, ia menempatkan syariat dalam tataran yang penting guna mendudukkan persoalan yang lebih mendalam mengenai bentuk-bentuk ajaran agama Islam.
Selain itu juga membahas tentang murakabah atau tata cara seorang hamba agar sedapat mungkin dekat dengan Allah, baik melalui ibadat atau berdasarkan bimbingan mursyid. Tak ketinggalan juga membahas tentang makrifah. Menurut Syekh Arsyad seseorang terjun ke dunia tarekat harus benar-benar menjalankan agama Islam secara murni sehingga ia dapat mengenal (Makrifah) kepada Allah.
Syariat merupakan pondasi pertama yang dalam melakukan kegiatan yang lebih mendalam dalam dunia tarekat terutama masalah penggodokan hati. Tidak akan berhasil seseorang dalam melakukan berbagai amaliah batin manakala dalam tataran syariat tidak tepat (belum sempurna).
Menurut Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari sebelum seseorang ingin menjalani dan memahami dan mengamalkan lebih jauh tentang konsep tasawuf maka ia harus mengenal dirinya. Menurut beliau ada tiga hal yang harus dilalui, yaitu;
- Mengenal asal kejadiannnya ialah dari Nur Muhammad.
- Mematikan dirinya sebelum ia mati
- Memfanakan diri di dalam Qudrat Allah, Iradat Allah dan Ilmu Allah.
Meskipun dikenal sebagai salah satu penganut Tarekat Samaniyah dalam kitab Kanz al-Ma’rifah itu tidak menggambarkan tentang zikir beserta aturannya yang dianut oleh tarekat Sammaniyah, melainkan lebih dekat dengan tarekat Syazaliyah. Wa Allahu A’lam Bishowab ( Dari berbagai sumber)
http://www.sufinews.com/tentang-dua-kitab-tasawuf-syekh-arsyad-al-banjari/