Tidak Boleh Memberontak, Harus Bersabar dan Taat pada Pemimpin

Laduni.ID, Jakarta – Taat kepada pemimpin adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antaranya Allah SWT berfirman, yang artinya adalah; “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa’: 59)

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di sini tidaklah datang langsung dengan lafadh “taatilah”, karena ketaatan kepada pemimpin merupakan ikutan (tabi’) dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Pembangkangan dan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah sesuai dengan konstitusi merupakan perbuatan yang tercela dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bersabar dan patuh pada pemerintah, sekalipun kinerjanya belum memuaskan. Hal ini bahkan bila pemerintah itu zalim sekalipun, kita tidak boleh melakukan pemberontakan.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِيْ أَثَرَةً، فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ

“Sesungguhnya kalian akan melihat pemimpin-pemimpin yang mementingkan kepentingan pribadi, maka bersabarlah hingga kelak kalian bertemu denganku (di akhirat).” (HR. Bukhari).

Dalam kitab Tafsir Al-Qurthubi, 

https://www.laduni.id/post/read/72516/tidak-boleh-memberontak-harus-bersabar-dan-taat-pada-pemimpin.html