Tiga Srikandi Yayasan Spirit Dakwah Indonesia dari Banyuwangi

Laduni.ID, Jakarta – Dalam rangka pemberantasan buta aksara Alquran, Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi mulai dari tahun 2017 bersama penyuluh agama Islam bidang pemberantasan buta aksara Al Quran Kecamatan Gambiran mengadakan ngaji bersama untuk ibu-ibu sekitar Desa Yosomulyo.

Salah satu peserta yang bernama Istilatun, warga RT 01 RW 01 Dusun Sidorejo Wetan, Desa Yosomulyo, Gambiran, Banyuwangi merasa bahagia dan bersyukur atas program yang dirintis oleh Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi. Bu Istilatun merasa di usia yang sudah tidak muda lagi ada kesempatan belajar bersama dengan ustadzah-ustadzah di Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi.

Bu Istilatun menjuluki ketiga ustadzah yang merintis Yayasan dengan julukan “Tiga Srikandi Spirit Dakwah Indonesia”. Tiga ustadzah yang dijuluki Srikandi itu bernama Sururin Nafiah, Siti Aminah dan Wiwit Dwi Lestari. Banyak ibu-ibu yang dulu ngaji blepotan “grutal -gratul” dalam bahasa Jawa kini bisa membaca Al Quran lebih lancar dan sedikit demi sedikit memperbaiki bacaan dan makharijul hurufnya.

Pembelajaran Alquran Yayasan Spirit Dakwah Indonesia diselenggarakan Senin sampai Kamis ba’da Maghrib untuk kelas juz amma bertempat di rumah Ibu Sururin Nafiah, S.Pd.I., perintis Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi sekaligus Penyuluh Agama Islam Gambiran. Kelas Al Fatihah/kelas pemula dilaksanakan Senin sampai Kamis ba’da Isya di rumah Bu Kusti salah satu peserta ngaji yang masih belajar ngaji dari tahab awal huruf hijaiyah.

Sengaja memang pelaksanaan bertempat di rumah warga agar bisa sambung hati dan dekat dengan warga yang belajar sekaligus untuk menarik dan memotivasi warga lain untuk mau belajar ngaji.

Sururin Nafiah menjelaskan bahwa kelas Al Fatihah diperuntukkan bagi ibu-ibu yang masih dini ataupun awal mengenal Al-Quran. Di dalam pembelajarannya masih banyak dan membiasakan melafalkan huruf Hijaiyah. Sedangkan kelas Juz Amma merupakan kelas lanjutan dari kelas awal yang pembelajarannya dengan membiasakan membaca juz 30 (juz amma).

Ada harapan dari Sururin Nafiah ke depannya bisa membuka kelas tadarus dengan sistem “jembol” jemput bola (silaturahmi ke rumah rumah warga) yang sudah menjadi santri, agar memotivasi dalam keluarga juga tetangga dekat sekitar rumah. Semua kegiatan di Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi gratis atau tidak memungut biaya ke santri.

Selain belajar ngaji, Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi juga mengembangkan program pemberdayaan perempuan, dengan pendampingan pemanfaatan lahan pekarangan sekitar rumah. Banyak ibu-ibu yang sudah menanam singkong, pisang, bumbu dapur dan tanaman obat keluarga. Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Banyuwangi berupaya memberantas buta aksara Alquran dan membangun ketahanan pangan dan kesehatan keluarga di masa pandemi.

Oleh: Mochammad Sinung Restendy


Editor: Daniel Simatupang

https://www.laduni.id/post/read/72831/tiga-srikandi-yayasan-spirit-dakwah-indonesia-dari-banyuwangi.html