Tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam Memperlakukan Anak Yatim

Laduni.ID, Jakarta – Kalimat yatim, sudah tak asing lagi di telinga kita, bagaimana tidak, ketika mendengar kata ini terlintas dalam benak akan seorang anak yang ditinggal orang tercinta dan paling berharga dalam hidupnya, entah itu ayah ataupun ibu.

Setiap anak memiliki kepribadian tersendiri, ada dari mereka yang mentalnya kuat dan ada juga sebaliknya. Kalau anak yang memiliki mental atau jiwa yang lemah kemudian ditinggal salah seorang yang dicintai, maka sedikit demi sedikit semangat jiwanya pun bisa menurun. Demikian pula yang jiwanya kuat sekalipun, mereka pasti terguncang dan membutuhkan kasih sayang.

Maka dari itu, bagi orang yang memiliki kelebihan, baik dari segi harta maupun yang lainnya agar membantu anak yatim. Agar timbul dalam jiwanya semangat untuk hidup, berkaya dan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.

Lalu tindakan apa yang harus dilakukan seseorang terhadap anak yatim? Sangat jelas bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberi teladan kepada kita dalam memperlakukan mereka. Banyak hal yang telah dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi. Tetapi semua itu tujuannya satu, yakni agar tidak tertanam di dalam jiwanya kalau mereka adalah yatim, supaya mereka tetap ceria sebagaimana anak-anak yang lainnya.

Berikut ini, di antara sikap baik yang bisa dilakukan dalam memperlakukan anak yatim:

1. Memperlakukan anak yatim sebagaimana anak sendiri dan menganggapnya sebagai salah satu anak yang baik dan dekat dengan hatinya, jika memang kita bertanggung jawab dengan sepenuhnya kepada yatim tersebut

2. Memberinya nafkah sebagaimana memberi kepada anak-anak sendiri

3. Mendidik, dan mengajarinya dengan baik

4. Memberinya tempat tinggal, konsumsi, dan pakaian yang layak

5. Tidak menceritakan/menyebut orang tua ketika dihadapannya dengan berbagai macam cara

6. Menikahkan atau mengajarinya berbagai pengetahuan ketika memiliki pikiran yang matang pada usia remaja

7. Mendukungnya dalam setiap kesempatan

8. Mengajaknya untuk bergabung dengan masyarakat dengan cara yang biasa tanpa menampakkan sedikit pun bahwa ia adalah yatim

9. Tidak mengganggu jiwanya dalam kondisi apapun walaupun berbuat salah, dan tak perlu menjelek-jelekannya atau mengingatkan pendidikannya yang kurang, tak punya keluarga, dan lain sebagainya yang menyakitkan

10. Selalu merasa diawasi oleh Allah SWT di setiap tindakan, dan karenanya akan selalu melakukan interaksi bersama anak yatim dan orang yang meliputinya dengan perlakuan yang baik

Perilaku baik terhadap yatim akan menumbuhkan sifat lemah lembut di dalam hati, cinta kepada orang miskin dan doa inilah yang dipanjatkan oleh manusia termulia yaitu Sayyiduna Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi anak yatim. Beliau menganjurkan dan meneladankan agar mengusap kepala anak yatim sebagai tanda kasih sayang. Berikut sabda Nabi Muhammad SAW:

مَنْ مَسَحَ عَلَى رَأْسِ الْيَتِيْمِ لَمْ يَمْسَحْهُ إِلَّا اللهُ كَانَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيْمَةٍ أَوْ يَتِيْمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصَبِعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Tidaklah seorang mengusap kepala anak yatim melainkan baginya kebaikan berlimpah dari setiap helai rambut yang dilewati tangannya, dan siapa yang memiliki yatim (laki/perempuan) dan memperlakukannya dengan baik maka jarak antara ia denganku saat di Surga seperti dua ini (ibarat jari telunjuk dan tengah). (HR. Ahmad)

Tak hanya sampai di situ, beliau juga mencium, mendoakan, mengasuh dan bertanya tentang keadaan mereka. Beliau adalah pribadi yang memiliki hati lembut. Suatu kesempatan, ada seorang lelaki mengeluh kepada Rasulullah SAW karena hatinya keras, beliau pun bersabda, “Usaplah kepala anak yatim dan beri makan orang miskin.”

Demikianlah didikan serta ajaran dari Nabi Muhammad SAW. Siapapun orang yang berbicara terkait perlakuan atau sikap terhadap anak yatim, maka harus mengaitkannya dengan telada Nabi yang dilanjutkan oleh para ulama yang berbudi luhur terhadap yatim.

Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang sifat yang harus ada dalam ikatan mukmin satu dengan lainnya, yaitu seperti bangunan utuh yang tak ada kerapuhan di dalamnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Mukmin satu dengan lainnya ibarat bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Imam Bukhari)

Pribadi yang memiliki kehidupan sejahtera dianjurkan menolong kelompok yang tak mampu agar timbul persaudaraan sesama umat Islam. Lalu apa lagi yang lebih susah dari seorang yatim? Yatim adalah simbol yang jelas akan kelemahan dan membutuhkan pertolongan, kelembutan serta penjagaan.

Jika kita melihat sejarah, maka kita akan menemukan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang sejak dulu merasakan betapa sedihnya menjadi yatim. Karenanya, beliau sangat perhatian dengan pendidikan, penjagaan serta pergaulan mereka. Nabi juga menjamin kehidupan mereka, agar menjadi pribadi yang bermanfaat, tidak merasa kekurangan jika dibandingkan dengan orang lain, hingga menjadi pribadi yang siap menghadapi kehidupannya.

Mengenai sabda Nabi terkait dengan kedudukan orang yang mengasuh anak yatim, maka inilah ibarat keutamaan yang sangat mulia. Bukankah bersama Nabi kelak adalah impian semua umat Islam?

Nabi Muhammad SAW bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَة ِوَالْوُسْطَى وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيْلًا

“Jarak antara aku dan pengasuh anak yatim di surga seperti dua ini, beliau memberi isyarat jari telunjuk juga tengah, agak dipisah sedikit. (HR. Imam Bukhari)

Ibnu Battal pernah berkata, “Sudah sepantasnya bagi orang yang mendengar Hadis ini untuk mempraktekkanya, agar menjadi pendamping Nabi Muhammad SAW di surga, dan tiada kedudukan yang lebih baik dari itu.”

Perilaku baik terhadap anak yatim merupakan obat untuk hati yang keras. Sejauh-jauh hati dari Allah SWT adalah hati yang keras, akan bisa dilembutkan dengan kasih sayang terhadap anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan.

Sekali lagi, kita melihat telada Nabi, sebagaimana Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang pemuda datang kepada Nabi Muhammad SAW dan mengeluh tentang hatinya yang keras. Lalu Nabi SAW bersabda:

أَتُحِبُّ أَن يَلِينَ قَلْبُكَ، وَتُدرِكَ حَاجَتَكَ؟ اِرحَمِ اليَتيمَ، وَامْسَحْ رَأَسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يَلِنْ قَلْبُكَ، وتُدرِكَ حَاجَتَكَ

“Apakah kamu Ingin hatimu menjadi lembut dan dipermudah hajatmu? Maka kasihilah anak yatim, usap kepalanya, berikan makananmu padanya, maka hal itu akan melunakan hatimu dan mempermudah hajatmu.” (HR. Imam At-Thabrani)

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bis Showab. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Abdullah Matin As-Syatiri

Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/72634/tuntunan-nabi-muhammad-saw-dalam-memperlakukan-anak-yatim.html