Jember, NU Online Jatim
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember sangat serius menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah keberagaman agama dan budaya bangsa Indonesia. Bahkan moderasi beragama menempati urutan pertama dalam Dasacita UIN KHAS Jember di bawah pimpinan Prof Hepni Zain.
Orientasi Penguatan Moderasi Beragama bagi Dosen Tahun 2024 yang digelar selama 4 hari, dan berakhir Jumat (16/11/2024) di Hotel Royal Jember menjadi salah satu bukti betapa UIN KHAS Jember serius menggarap moderasi beragama.
Acara tersebut diikuti oleh 35 dosen dari berbagai fakultas. Sebagian besar peserta merupakan pengampu mata kuliah Moderasi Beragama.
Menurut Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN KHAS Jember, Shoni Rahmatullah Amrozi, kegiatan Orientasi Penguatan Moderasi Beragama bagi Dosen ini merupakan bagian dari upaya strategis UIN KHAS Jember dalam menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan mendukung keberagaman.
“Program ini diharapkan dapat mencetak dosen-dosen yang mampu menjadi agen moderasi beragama, baik di kampus maupun di masyarakat luas,” ujarnya di sela-sela penutupan kegiatan tersebut.
Setelah digodok selama 4 hari dengan beragam materi, ke-35 peserta itu dinyatakan lulus sebagai pelopor atau penggerak moderasi beragama.
Shoni berharap agar ke-35 peserta itu dapat menjadi teladan dalam menerapkan moderasi beragama di kehidupan sehari-hari, baik di dalam kampus maupun di tengah-tengah masyarakat.
“Sehingga implementasi penguatan moderasi beragama bisa memperkuat komitmen kebangsaan, yaitu menerima Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, dan NKRI sebagai pilihan bentuk negara Indonesia,” terangnya.
Tidak hanya itu, pelopor moderasi beragama juga harus anti kekerasan, tidak membenarkan tindakan kekerasan, termasuk penggunaan cara-cara kekerasan atas nama agama untuk melakukan perubahan.
“Dan juga terpenting dalam kehidupan di masyarakat yaitu sikap menghargai atau akomodatif, terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multikultural dan multi agama,” pungkasnya.
Sebelumnya, Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni menekankan pentingnya memperkuat nilai-nilai moderasi beragama sebagai langkah untuk melawan ancaman ekstremisme yang masih eksis di masyarakat.
Menurutnya, moderasi beragama tidak hanya berperan sebagai wacana teoritis, tetapi harus diwujudkan dalam praktik nyata untuk menciptakan harmoni di tengah keberagaman.
“Moderasi beragama adalah upaya mendekatkan individu kepada agamanya secara total, bukan sekadar pujian atau retorika. Ini menjadi senjata untuk melawan klaim kebenaran sepihak yang masih tumbuh subur di masyarakat kita,” ujar Prof Hepni saat memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan tersebut.
Ia juga menilai perlu mengatasi fenomena ekstremisme melalui pendekatan moderasi berbasis nilai kebangsaan dan toleransi. Katanya, moderasi beragama adalah lawan dari ekstremisme, yang bisa hadir baik secara terang-terangan maupun dalam gerakan bawah tanah.
“Tantangan kita adalah menjaga nilai-nilai kebangsaan dan toleransi agar terus relevan dan kokoh,” jelasnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan fasilitator nasional yang cukup andal, yaitu Aksin Wijaya, Jamilah, dan Fahmi. Selain itu, juga dihadirkan pakar yang memiliki kompetensi mengisi materi moderasi beragama dalam perspektif teologi, KH. Imam Nakhe’i.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan peluncuran buku terbaru bertajuk “Mimbar Moderasi: Harmoni Umat Beragama”.