Laduni.ID, Surabaya – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mendukung Mentri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengeluarkan Surat Edaran No. SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
Pihaknya menilai, peraturan tersebut dikeluarkan dalam kerangka pengaturan ekspresi keberagamaan di ruang publik atau yang dalam kerangka Hak Asasi Manusia disebut dengan istilah forum extemum. Mengatur ekspresi keberagamaan di ruang publik sama sekali berbeda dengan pelarangan terhadap syiar agama.
Dukungan itu dituangkan dalam konferensi pers terkait dengan kontroversi SE Menag tentang Pengaturan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, di ruang rapat Rektor lt. 2, Gedung Tower A, Kampus UINSA, Jl. A. Yani 117 Surabaya, 25 Februari 2022.
Berikut ini pernyataan sikap Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya tentang Surat Edaran No. SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Pengeras Suara di Masjid dan Musala, sebagai berikut:
1. Dukungan sepenuhnya terhadap SE No. 05.2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, karena hal ini diperlukan agar ekspresi keberagamaan secara umum dan keberislaman secara khusus tidak mengganggu ketenteraman, ketertiban, dan kenyamanan dalam kehidupan bersama sebagai bangsa.
2. Menghormati seluruh respons yang diberikan oleh masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia atas pengaturan kehidupan keberagamaan di ruang publik, karena respons tersebut merupakan bagian dari kehidupan demokrasi sebuah bangsa.
3. Mengecam terhadap pihak-pihak yang mendistrosi isi Surat Edaran maupun penjelasan Menteri Agama Republik Indonesia terkait dengan tujuan dan isi Surat Edaran tersebut sehingga menjadi fitnah keji dan pembohongan kepada publik.
Ditandatangani oleh Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M. Ag. (Ketua pusat studi moderasi beragama), dan Prof. H. Masdar Hilmy, MA., Ph.D. (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya).
Editor: Nasirudin Latif