Unusa Gelar Stadium General Bahas Literasi Keagamaan Global

Surabaya, NU Online Jatim

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Studium General bertajuk “Education Priorities and Religious Literacy In Globalizing And Intensely Religious World”. Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini digelar di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Unusa, Ahad (14/07/2024).

 

Agenda ini menjadi momentum penting bagi Unusa dalam mengabdikan diri kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Acara Studium Generale ini menghadirkan dua narasumber utama yang memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya literasi keagamaan dalam konteks global.

 

Voice President G20 Interfaith Forum (IF20), Prof Katherine Marshall, salah satu narasumber membahas tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan literasi keagamaan ke dalam pendidikan.

 

“Sebanyak 84% warga dunia terafiliasi dengan agama tertentu. Oleh karena itu, kita perlu mengawal hal ini bersama-sama dengan melibatkan agama secara strategis di berbagai sektor,” ungkapnya.

 

Prof Marshall menyoroti pentingnya literasi keagamaan yang berbeda bagi setiap profesi. “Literasi keagamaan ini merupakan isu yang banyak dibicarakan, dan setiap orang membutuhkan pemahaman yang berbeda tergantung profesinya. Ini adalah tantangan yang harus kita selesaikan bersama. Kita harus berpikir bahwa literasi keagamaan di tingkat pemangku kebijakan sangat penting untuk menyelesaikan isu ini,” jelasnya.

 

Dalam pertemuan G20 baru-baru ini, topik agama dibahas dalam berbagai konteks, termasuk dialog antaragama, penghormatan terhadap keyakinan agama yang beragam, dan upaya untuk mendorong perdamaian global. Forum Antar Agama G20 menyediakan platform bagi para pemimpin agama untuk mendiskusikan kontribusi komunitas agama dalam pembuatan kebijakan global dan pencapaian tujuan G20.

 

Diskusi tersebut menyoroti pentingnya dialog antaragama sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan budaya dan agama, yang sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan perdamaian.

 

Sementara Director Muslim-Jewish Relations di American Jewish Committee, Dr Ari Gordon, menjadi narasumber kedua yang membahas pentingnya komunikasi antara komunitas Muslim dan Yahudi.

 

“Ada banyak kesamaan antara ajaran Yahudi dan Muslim yang tertuang dalam kitab suci mereka. Kita harus membangun jembatan komunikasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan memberikan perdamaian,” katanya.

 

Dr Gordon menekankan tiga kompetensi utama dalam literasi keagamaan, yaitu personal, komparatif, dan kolaboratif. Tiga kompetensi tersebut sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman terkait literasi keagamaan.

 

“Salah satu contohnya, kompetensi kolaboratif untuk memberi wawasan, khususnya melindungi masyarakat minoritas seperti Muslim dan Yahudi di Amerika. Dengan berkolaborasi, kita bisa menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh warga dunia,” tandasnya.

 

Diketahui, dalam acara tersebut juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Unusa dengan Institut Leimena. Kerja sama dalam mengembangkan literasi keagamaan lintas budaya ini ditandangani oleh Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng dan Director Institut Leimena Matius Ho.


https://jatim.nu.or.id/pendidikan/unusa-gelar-stadium-general-bahas-literasi-keagamaan-global-uAGHi