Wukuf: Perjalanan Spiritual Menuju Cinta dan Penghambaan Sejati

Oleh: H Musaffa Safril

 

Hari ini, Jumat (14/06/2024) waktu Indonesia, seluruh jamaah haji mulai bergerak ke Padang Arafah. Menunggu detik-detik penting mulai tergelincirnya matahari hingga terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah. Mereka akan melaksanakan salah satu rukun haji, yaitu ibadah wukuf.

 

Wukuf adalah puncak dari rangkaian ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam. Ritual ini tidak hanya menjadi rukun yang menentukan sah atau tidaknya haji seseorang, tetapi juga mengandung makna spiritual yang dalam. Wukuf adalah simbol cinta dan penghambaan sejati seorang hamba kepada Tuhannya, menandai momen puncak spiritualitas dalam perjalanan haji.

 

Wukuf adalah momen ketika jamaah haji berdiri, duduk, atau berbaring di Padang Arafah, dengan satu tujuan, yaitu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam kondisi yang sederhana dan jauh dari kemewahan, jamaah mengakui kebesaran Allah dan merendahkan diri sepenuhnya. Ini adalah bentuk penghambaan yang paling murni, di mana tidak ada perbedaan antara satu individu dengan lainnya.

 

Wukuf merupakan perwujudan cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Selama waktu ini, jamaah haji menghabiskan waktu di Arafah dengan berdoa, berdzikir, dan memohon ampunan. Seluruh perhatian dan hati mereka tertuju hanya kepada Allah, menunjukkan betapa besar cinta dan pengabdian mereka.

 

Momen wukuf menjadi waktu yang sangat penting untuk introspeksi dan taubat. Jamaah haji merenungkan dosa-dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, memohon ampunan dan berjanji untuk memperbaiki diri. Ini adalah proses pembersihan diri yang mendalam, memperbarui hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.

 

Jamaah mengisi waktu wukuf dengan berbagai aktivitas ibadah seperti berdoa, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan mendengarkan khutbah Arafah. Doa-doa yang dipanjatkan pada saat ini memiliki keutamaan khusus dan sangat dianjurkan untuk memohon kebaikan di dunia dan akhirat.

 

Wukuf menguji ketahanan fisik dan mental jamaah. Dengan cuaca panas terik dan kondisi yang sederhana, jamaah dituntut untuk tetap fokus pada ibadah mereka. Ini mengajarkan kesabaran, ketabahan, dan ketulusan dalam beribadah.

 

Kesetaraan dan persatuan wukuf mengajarkan tentang arti kesetaraan dan persatuan umat Islam. Semua jamaah, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kebangsaan, berkumpul di satu tempat dengan tujuan yang sama. Ini mencerminkan nilai-nilai universal Islam tentang persaudaraan dan persatuan.

 

Wukuf menjadi momentum seorang Muslim menunjukkan ketundukan total kepada Allah. Dengan mengesampingkan segala kesibukan duniawi, jamaah menunjukkan bahwa hanya Allah yang menjadi pusat kehidupan mereka.

 

Salah satu tujuan utama wukuf adalah mendapatkan ampunan Allah. Dalam kondisi penuh penyesalan dan harapan, jamaah berdoa untuk diampuni dosa-dosanya. Ini adalah simbol pembebasan dan pembaruan diri, di mana seseorang memulai lembaran baru dalam hidupnya setelah wukuf.

 

Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji yang penuh makna. Ini adalah simbol cinta dan penghambaan paripurna seorang hamba kepada Allah. Melalui wukuf, jamaah haji merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Tuhannya, mendapatkan pembersihan diri, dan memperbaharui komitmen mereka untuk hidup yang lebih baik. Ritual ini mengajarkan nilai-nilai kesetaraan, persatuan, ketundukan, dan pembebasan, yang menjadi inti dari ajaran Islam.

 

Dengan demikian, wukuf bukan hanya ritual fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam menuju cinta dan penghambaan yang sejati kepada Allah.

 

*) H Musaffa Safril, Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor masa khidmat 2024-2029.


https://jatim.nu.or.id/opini/wukuf-perjalanan-spiritual-menuju-cinta-dan-penghambaan-sejati-hiGF9