Ziarah di Makam KH. Salman Dahlawi, Pendakwah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyyah Popongan

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta – KH. Muhammad Salman Dahlawi dikenal sebagai figure yang ramah, tawadlu’, sederhana, zuhud, dan tidak materialistik. Beliau juga ahli ibadah dan kebajikan. Sikapnya yang ramah terhadap tetangga, tamu, dan para santri, semakin menambah karisma dan kewibawaannya. Dengan orang yang lebih tua, beliau menghormati. Dengan yang lebih muda, beliau mampu beradaptasi dan ngemong.

Tutur katanya halus, sopan, dan tidak emosional. KH. Muhammad Salman Dahlawi juga dikenal serbagai figure yang menghormati sejawatnya sesama kiai sepuh di Klaten, seperti KH. Siradj (Mbah Siradj) Kadirejo Karanganom, KH. Muslim Rifa’i Imampuro (Mbah Lim) Sumberejo Karanganom, dan KH. Masyhudi (Mbah Hudi) Karangnongko. Begitu juga dengan para kiai sepuh di luar Klaten.

Walaupun menjadi seorang mursyid, namun KH. Muhammad Salman Dahlawi masih konsisten mengaji kepada kiai lainnya, dengan cara mendengarkan dan menularkan petuah-petuah dari para Kiai, meskipun beliau sendiri sudah memimpin pesantren dan diangkat sebagai mursyid.

Profil

KH. Muhammad Salman Dahlawi atau yang kerap disapa dengan Mbah Salman lahir pada 1 Maret 1936. Beliau merupakan putra dari KH. Muhammad Muqri bin KH. Kafrawi dengan Hj. Masfuah binti Muhammad Manshur.

Nasab KH. Muhammad Salman Dahlawi dari jalur ibu, beliau merupakan putra dari seorang pembimbing Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyyah. Nasab beliau diantaranya, Muhammad Manshur putra Syekh Muhammad Hadi Girikusumo Mranggen Demak, salah seorang khalifah Syekh Sulaiman Zuhdi, mursyid atau guru pembimbing Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyyah di Makkah.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Muhammad Salman Dahlawi

Guru-Guru Beliau

KH. Manshur Popongan

Lokasi Makam

KH. Muhammad Salman Dahlawi wafat pada Selasa 27 Agustus 2013 pukul 17.45 WIB, dalam usia 78 tahun. Beliau meninggal dunia setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) sejak awal Agustus lalu. Lokasi makam beliau berada di komplek makam pesantren Al Manshur Popongan Klaten

Haul

Haul diadakan setiap tahun sekali di pesantren Al Manshur Popongan Klaten. Haul beliau diperingati pada bulan Syawal untuk tanggal haul akan diberitahukan pihak keluarga besar pesantren.Manshur Popongan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Muhammad Salman Dahlawi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Klaten saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Pondok Pesantren Al Manshur Popongan .

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Muhammad Salman Dahlawi, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mencari rezeki.

Peninggalan

Pengasuh pondok pesantren Al Manshur Popongan Klaten
Mursyid Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyyah di Popongan Klaten

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Klaten di antaranya:
Geplak, Wajik, Keripik Belut, Kepelan, Rempeyek Ikan Cethul, Dodol Jenang, Keripik Ceker, Keripik paru, Slondok, Getuk.

https://www.laduni.id/post/read/517379/ziarah-di-makam-kh-salman-dahlawi-pendakwah-tarekat-naqsyabandiyah-khalidiyyah-popongan.html