Ziarah di Makam KH. Su’udy Karim, Muasis Pesantren Tanfirul Ghoyyi Lamongan

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta – KH. Su’udy Karim beliau adalah ulama besar di kota Lamongan dan pendiri pondok pesantren Tanfirul Ghoyyi. KH. Su’udy Karim  juga dikenal sebagai figur ulama kharismatik dengan keilmuan yang sangat luas lebih-lebih persoalan syariat.

Berkat didikan beliau, beberapa santri sejak awal hingga generasi sekarang menjadi para kader yang berkualitas baik secara keagamaan ilmu yang didapat di pesantren maupun di jenjang pendidikan formal. Selain itu banyak alumni yang sudah melanjutkan estafet perjuangan dengan mendirikan pesantren. Selain sebagai pengasuh pesantren beliau pernah menjabat di Rais Syuriah PCNU Lamongan dan Dewan Penasehat MUI Lamongan.
 

Profil

KH. Su’udy Karim, berkelahiran pada 1945 di Kepanjen, Malang,  Jawa Timur. KH. Su’udy Karim mengembara menimba ilmu di beberapa pesantren, di antaranya ke Pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang saat diasuh oleh KH. Musta’in Romli Tamim (alm). Juga pernah mondok ilmu di pondok pesantren Al-Hidayat, Lasem-Rembang, Jateng asuhan KH. Ma’shum Ahmad (alm).

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH.Su’udy Karim

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Musta’in Romli Tamim
  2. KH. Ma’shum Ahmad

Lokasi Makam

KH. Su’udy Karim wafat di usia 73 tahun, hari Selasa pada 13 Nopember  pukul 14.45 WIB. Jenazah beliau dimakamkan di area pemakaman keluarga yang bersebelahan dengan pemakaman warga lingkungan Groyok.

Haul

Haul diperingati di tahun kalender islam jatuh pada bulan Dzulqodah tanggal . Haul beliau diperingati di

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH.Su’udy Karim banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Jombang saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Pemakaman keluarga, Groyok, Lamongan.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH.Su’udy Karim , dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam mencari rezeki, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

1. Pendiri Pondok Pesantren
KH. Su’udy Karim bersama istrinya, mendirikan majelis taklim tersebut semakin berkembang. Mulai frase anak-anak hingga remaja, KH. Su’udy Karim bersama Ibu Nyai Muhaiminah mengasuh para santri tidak hanya mengajarkan Al-Qur’an saja, melainkan juga ilmu-ilmu keI\islaman lainnya baik itu hadis, fiqih, hingga Nahwu Shorof

Beberapa waktu kemudian, KH. Su’udy Karim sekeluarga hijrah ke Jl. Sunan Kalijogo, Ngaglik, Lamongan. Dimana sebelumnya tinggal di Jl. Kiyai Amin Kenduruan Lamongan, Dengan ikut memakmurkan sebuah Mushola di Jl. Sunan Kalijogo, Ngaglik, Lamongan (mushola tersebut hingga sekarang masih ada), KH. Su’udy Karim sekalian membentuk kembali majelis taklim sebagaimana yang ada di Kenduruan.

Di Ngaglik tersebut, majelis taklim tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren “Tanfirul Ghoyyi”. Usai beberapa waktu bertempat di Ngaglik tersebut, akhirnya KH. Su’udy Karim sekeluarga pindah lagi ke Jl. Sunan Giri Gang Jambu, Groyok-Lamongan.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kab. Lamongan di antaranya:
Wingko Babat, Jumbrek,  Ental, Marning Khas Lamongan, Keripik Sunduk, Gula Merah Siwalan, Rempeyek Cita Rasa, Tenun Ikat Desa Parengan.
 

https://www.laduni.id/post/read/517773/ziarah-di-makam-kh-suudy-karim-muasis-pesantren-tanfirul-ghoyyi-lamongan.html