Laduni.ID, Jakarta – Syekh Abdul Malik Kedung Paruk yang memiliki nama asli Muhammad Ash’ad bin Muhammad Ilyas ini adalah ulama besar yang sangat dihormati. Berdasarkan Surat Kekancingan (semacam surat kelahiran) dari pustaka Kraton Yogyakarta, Syekh Abdul Malik memiliki trah Pangeran Diponegoro.
Syekh Abdul Malik lahir pada hari Jumat, 3 Rajab 1294 H bertepatan pada Sabtu, 14 Juli 1877 M. Setelah menimba ilmu Al-Qur’an dari ayahnya, Syekh Abdul Malik kecil lalu melanjutkan pendidikannya ke KH. Abu Bakar bin KH. Yasin Ngasingan.
Ketika menginjak usia 18 tahun, Syekh Abdul Malik dikirim oleh sang ayah ke tanah suci Mekkah untuk menimba ilmu kepada para ulama besar. Di Mekkah beliau mempelajari segala disiplin ilmu, mulai dari tafsir, ulumul Qur’an, hadis, fikih, hingga tasawuf. Setelah 15 tahun menimba ilmu di Mekkah, Syekh Abdul Malik pulang ke tanah air pada 1327 H.
Beliau menimba ilmu ke banyak guru, baik selama belajar di tanah air maupun di tanah suci Mekkah. Di antara guru-guru beliau adalah Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah at-Tirmisi al-Jawi, Sayyid Umar as-Syatha’, Sayyid Muhammad Syatha’, KH. Sholeh Darat (Semarang), Sayyid Habib Ahmad Fad’aq, Habib ‘Aththas Abu Bakar al-Atthas, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (Surabaya), Sayyid Habib Abdullah bin Muhsin al-Atthas Bogor, Sayyid Thoha bin Yahya al-Magribi (ulama Hadhramaut yang tinggal di Mekkah), Sayyid Alwi bin Shalih bin Aqil bin Yahya, Sayyid Muhsin al-Musawwa, dan lain-lain.
Syekh Abdul Malik juga merupakan mursyid Thariqah Naqsabandiyah Kholidiyah dan mursyid Thariqah Syadziliyah. Sanad Thariqah naqsabandiyah beliau dapat dari sang ayah, Syekh Muhammad Ilyas, sedangkan sanad Thariqah Yadziliyah beliau peroleh dari Sayyid Ahmad Nahrawi al-Makki (Mekkah). Salah satu di antara murid beliau ialah Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.
Lokasi Makam
Syekh Abdul Malik Kedung paruk wafat pada Kamis, 21 Jumadil Akhir 1400 H bertepatan dengan 17 April 1980 M. Syekh Abdul Malik wafat setelah menunaikan ibadah shalat Isya di kamar beliau dan dimakamkan keesokan harinya selepas shalat Ashar.
Makam beliau terletak di belakang Masjid Baha’ul Haq wa Dhiya’udin Dukuh Kedung Paruk, beberapa puluh meter dari pinggiran Kali Pelus, Desa Ledug, Kecamatan Kembaran, Banyumas. Di lansir dari aroengbinang.com (1/7/2019), terdapat tulisan yang menempel di area makam, di antaranya berpua peringatan dan ajakan.
Salah satunya yang terdapat di dinding luar cungkup Makam Syekh Abdul Malik, tulisan putih berdasar hitam itu tertulis larangan untuk para jamaah agar tidak berziarah pada waktu awal-awal shalat fardhu. Tidak juga diperbolehkan berlama-lama di makam, seperti shalat, tidur, atau beristirahat.
Selanjutnya tidak boleh berziarah di antara waktu Maghrib dan Isya, juga pada hari Selasa dan Jumat pukul 12.00 hingga 13.00 WIB ketika di masjid sedang berlangsung tawajjuhan.
Di dinding sebelah kiri terdapat ajakan dari Alm. KH. Muhammad Ilyas Noor kepada para jamaah untuk ambil bagian dalam “Proyek Aku Melu”. KH. Muhammad Ilyas Noor hendak mengajak para jamaah ikut serta dalam pembangunan gedung Madrasah Ibtidaiyyah dan Tsanawiyyah yang dibangun di atas tanah seluas 1400 m2 di sebelah timur pondok.
Sumber foto: aroengbinang.com
Editor: Daniel Simatupang
https://www.laduni.id/post/read/74110/ziarah-makam-syekh-abdul-malik-bin-ilyas-kedung-paruk.html