Biografi Ibnul Mubarak

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karya
4.1       Karya-karya Beliau

5          Teladan 

6          Untaian Nasehat 

7           Referensi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir

Ibnul Mubarak beliau adalah seorang ahli zuhud, perawai hadis, tabiut tabiin, dan seorang kesatria prajurit. Beliau lahir pada tahun 118 H, ayah beliau seorang hamba sahaya berkebangsaan Turki, ibunya seorang Turki dari suku Khuwarizmi. Nama lengkap beliau adalh Abu Abdurrahman Abdullah bin Mubarak.

1.2       Wafat

Beliau wafat sepulang dari peperangan melawan Romawi. Tepatnya, di daerah Hait, pada bulan Ramadan tahun 181 H. Pemimpin umat Islam pada saat itu Khalifah Harun al-Rasyid ketika mendengar berita duka wafatnya Ibnul Mubarak ia berkata “Telah wafat penghulunya para ulama”.

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Mengembara Menuntut Ilmu

Adz-Dzahabi menuturkan, bahwa Ibnul Mubarak mulai menuntut ilmu sejak umur 20 tahun di daerahnya, Marwa, dan kemudian, pada tahun141 H. melanjutkan perjalanannya ke wilayah lain dan berguru kepada para tabi’in yang dijumpainya. Seluruh hidupnya, selain dihabiskan untuk menuntut ilmu, juga digunakan untuk berjihad, berniaga, menafkahkan hartanya dan pergi haji. Beberapa wilayah Islam yang pernah dikunjunginya dalam rangka menuntut ilmu, antara lain: Yaman, Mesir, Syiria, Bashrah, dan Kufah; dia juga meriwayatkan dari para para gurunya, baik yang sudah senior maupun yang yunior.

2.2       Guru-Guru Beliau

  1.  Sulaiman At-Taimi
  2. `Ashim Al-Ahwal
  3. Humaid Ath-Thawil
  4.  Abi` bin Anas
  5. Hisyam bin `Urwah
  6. Al-Jariri
  7. Ismail bin Abi Khalid
  8.  Khalid Al-Hadza`
  9.  Barid bin Abdillah

3          Penerus Beliau

3.1      Murid-murid Beliau

  1. Abdurrahman bin Mahdi
  2.  Yahya bin Ma’in
  3.  Hibban bin Musa
  4.  Abu Bakr bin Abi Syaibah
  5.  Utsman bin Abi Syaibah
  6.  Ahmad bin Mani’
  7.  Ahmad bin Jamil
  8.  Al-Husain Al-Maruzi
  9.  Hasan bin ‘Arafah

4.1      Karya-karya Beliau

Beliau meninggalkan banyak karya tulis yang sangat berharga, di antaranya adalah:

  1. Tafsir Al-Qur’an. Merupakan kitab tafsir yang ditulis oleh Ibnul Mubarak.
  2. Ad-Daqaiq fi Ar-Raqaiq. Buku ini mengumpulkan beberapa hadits-hadits yang menggugah hati.
  3. Riqa’ Al-Fatawa.
  4. Al-Musnad. Sebagaimana kitab musnad lainnya, kitab ini merupakan kumpulan hadits bersanad lengkap yang sampai kepada Ibnul Mubarak.
  5. Al-Jihad. Buku ini, secara khusus, mengupas fikih jihad dan aturan-aturannya. Buku ini juga membahas tentang tata cara shalat khauf. Penjelasan yang disampaikan dalam buku ini berbentuk pembawaan hadits yang disertai sanadnya.
  6. Az-Zuhd. Berisi kumpulan hadits tentang zuhud dan keutamaanya.

5        Teladan

Sang Zahid yang Hartawan

Banyak ulama menyebut Ibnu Mubarak sebagai imamnya ahli zuhud. Gelar itu memang sangat layak, ia bukan saja mengetahui hakikat zuhud, akan tetapi menerapkannya dalam segenap jiwa dan raganya.

Terkadang orang salah memahami makna zuhud, bahwa zuhud adalah meninggalkan dunia, hidup dalam kemiskinan, mengasingkan diri dari kehidupan sosial, lalu menggantungkan hidupnya pada belas-kasih para dermawan. Inilah zuhud yang salah.

Ibnu Mubarak adalah seorang zahid yang hartawan. Kecerdasannya dalam berbisnis berasal dari ayahnya dan gurunya Imam Abu Hanifah, yang juga seorang pebisnis sukses.

Ibnu Mubarak memiliki harta yang banyak dan bisnis yang beragam. Ibnu Katsir dalam al Bidayah wa an Nihayah, menyebutkan bahwa Ibnu Mubarak memiliki modal sekitar 400 ribu Dinar.

Jumlah yang sangat banyak pada waktu itu. Modal itu ia kembangkan untuk berbisnis di beberapa negeri yang ia kunjungi.

Dari keuntungan  bisnisnya yang berkisar sekitar 100 ribu Dinar itu ia infaq-kan semuanya di jalan Allah.

Ketika ditanya mengapa ia masih berbisnis, bukankah ia mengajarkan orang untuk senantiasa zuhud pada dunia?

Simaklah jawaban Ibnu Mubarak berikut ini, “aku berbisnis untuk menjaga kehormatanku—dari para penguasa dan meminta-minta.

Dengan harta, membantuku semakin taat kepada Allah. Tidak satu pun hak Allah yang aku ketahui, kecuali segera aku melaksanakannya.

  1. Barangsiapa pelit dengan ilmu niscaya ia akan diuji tiga perkara: Kematian hingga ilmunya hilang, atau kelupaan atau diuji dengan penguasa yang dzalim.
  2. Yang pertama kali diletakkan dalam timbangan seorang mukmin kelak di hari kiamat adalah barang halal yang ia nafkahkan pada keluarganya.
  3. Beliau pernah ditanya tentang tawadhu’, beliau menjawab:”Ia adalah menyombongkan diri di hadapan orang kaya.”
  4. Beliau pernah ditanya: “Siapakah manusia?”. Beliau menjawab: “para ulama”. Beliau ditanya:”Lalu siapakah para raja?”. Beliau menjawab:”Orang-orang zuhud.”
  5. Kalau bukan Fudhail bin Iyadl niscaya aku tidak bakal berdagang.
  6. Sungguh mengherankan bila kamu merasa memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, arti kesombongan adalah kamu meremehkan orang lain.
  7. Barangsiapa baik asal-usulnya , maka baik pula kepribadiannya.
  8. Sofyan Tsauri pernah memasuki pemandian uap lalu ada seorang berwajah tampan masuk menemuinya lalu beliau berkata:”Keluarkanlah anak ini karena pada setiap wanita ada satu setan menyertainya sedangkan pada anak ini ada banyak setanmenyertainya.”
  9. Di antara syarat orang alim adalah tidak boleh terlintas cinta dunia di dalam hatinya.
  10. Beliau pernah ditanya: “Siapakah orang-orang yang hina?”. Beliau menjawab:”Mereka adalah orang-orang yang mengambil penghidupan dengan menjual agama mereka.”
  11. Bagaimana seseorang bisa mengaku dirinya lebih banyak ilmu kalau ia lebih kurang rasa takutnya dan kezuhudannya, dan di antara tanda orang yang mengenal diri sendiri ia merasa lebih hina dari seekor anjing.
  12. Barangsiapa yang mengakhiri penghujung harinya dengan dzikir, maka ia dicatat sebagai orang yang berdzikir sepanjang hari itu.
  13. Bisa jadi amalan kecil menjadi besar karena niat, dan bisa jadi amalan yang banyak menjadi sedikit karena niat.
  14. Jadilah kamu orang yang suka menutup diri dan membenci ketenaran.
  15. Pengakuanmu sebagai seorang yang zuhud dalam dirimu telah mengeluarkanmu dari kezuhudan.
  16. Lebih baik aku mengembalikan satu dirham yang subhat daripada aku sedekahkan enam ratus juta dirham.
  17. ada empat kalimat yang dipilih dari empat ribu hadis : Jangan percaya wanita, jangan tertipu oleh harta, jangan kamu bebani perutmu secara berlebihan, pelajarilah ilmu yang bermanfaat saja bagimu.
  18. Bila harta telah sedikit berarti umur terus habis, inilah yang beliau katakan bila ada yang mengatakan:”sekarang sudah sedikit hadiah orang lain yang sampai padamu.”

       “Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin”

        Penerbit: Cahaya Ilmu Publisher

https://www.laduni.id/post/read/73439/biografi-ibnul-mubarak.html