Assalamu’alaikum wr wb
Saya sendiri tidak mengerti saya ini harus bicara apa? Saya perempuan 21 tahun dan ditinggal seorang ibu, disitulah memulai hidup dengan sangat menguras tenaga dan pikiran, saya mempunyai seorang ayah yang tempramental penuh dengan emosi (Bukan dengan saya saja namun dengan alm ibu saya juga begini).
Kadang saya putus asa dan saya merasa hidup saya tidak berkah karena ayah saya selalu melontarkan kata kata yang sangat saya takuti itu benar benar terjadi kepada saya adik saya dan kaka saya misal ada sesuatu dikit yg kurang cocok dengan beliau pastinya melontarkan kata (b*doh, beg* dsb….)
Baca juga: Ibuku tidak Pernah Minta Maaf
Saya sangat takut gimana kalau kata kata yang suka beliau lontarkan menjadi doa untuk saya dan juga adik kaka saya. Saya sebagai anak sudah sangat mengerti dan memaklumi, saya bener-bener harus berhati-hati dalam berkata maupun berprilaku kadang juga suka ribut ribu atau cekcok cekcok kecil karena saya bener bener capek dan tidak tahan dengan semua ini…
Terkadang ayah saya juga mengucapkan maaf jika bener-benar saya sudah streessss dan menangis namun sikap nya diulang lagi, saya ini capek, lelah sekali, saya bukan anak yg sering nongkrong dengan teman teman atau sekedar ngobrol hahahihi dengan teman”
Baca juga: Tuhan tidak Peduli Padaku
Karena saya anak perempuan ke-2 yang paling besar tanggung jawab saya bukan hanya menyelesaikan pendidikan kuliah saja namun ada tanggung jawab di rumah yang harus saya urus juga, selayaknya ibu rumah tangga saya bener-bener lelah ditambah lagi kampus saya yang sangat jauh dari rumah, terkadang saya stress benar benar stresss tidak ada yang mengerti saya.
Ayah saya pernah menikah lagi namun hanya bertahan berapa bulan dan pernikahannya seperti tidak ada seperti bayangan lalu gagal, lalu beberapa waktu dekat ini akan menikah lagi.
Saya juga sangat emosi jika ayah saya dan keluarga saya bicara tenaga pernikahan, karena saya benci pernikahan, saya selalu melihat sikap ayah saya kepada alm ibu saya, sampai ibu saya meninggal (Tapi ibu saya kuat sampe akhir hayatnya). Saya capek dengan proses hidup saya, saya capek melewati masa masa itu kapan ya saya bisa bahagia. Terimakasih sekian. Ini bisa sedikit menenangkan pemikiran saya
Wa’alaikum salam wr. wb.
An
Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam anugrah dan kenikmatan kepada kita. Semoga hari-hari Anda senantiasa diberikan kebahagiaan dan keberkahan. Terima kasih sudah bersedia bercerita di sini. Saya paham dengan kondisi Anda. Tentu tidak mudah menjalani peran dalam posisi seperti Anda ini.
Baca juga: Aku Sayang Temanku, Harus Bagaimana?
Saya ikut prihatin dengan meninggalnya Ibu…semoga Ibu Anda ditempatkan di sebaik-baiknya tempat di sana. Sebagai anak, salah satu cara untuk menunjukkan bakti kepada orang tua yang sudah wafat adalah dengan terus mendoakan dan terus berbuat baik. Karena sejatinya orang tua yang sudah meninggal tetap bisa melihat perilaku anak-anaknya. Mana kala anaknya berbuat baik, beliau akan bahagia dan sebaliknya mana kala anaknya berbuat salah, beliau akan sedih. Bahagiakan ibu Anda di sana dengan terus mendoakan dan berbuat baik. Ibu Anda sebagaimana Anda sebutkan adalah Ibu yang kuat maka karakter ini pasti akan menurun ke anak-anaknya termasuk Anda.
Anda dilahirkan oleh Ibu yang kuat, maka Anda pasti kuat menghadapi semua masalah seperti Ibu Anda. Jangan tambah masalah lama dengan membuat masalah baru. Anda belum bisa menerima ayah Anda saat ini saya bisa memakluminya. Karena perlakuan di masa lalu yang mungkin menurut Anda tidak baik. Namun, bagaimanapun kondisi ayah Anda, beliau tetaplah menjadi orang yang sangat berjasa dalam hidup Anda. Beliau menjadi sebab adanya Anda di dunia. Tentunya keberadaan Anda yg terlahir dari pasangan ayah Ibu Anda bukanlah kebetulan. Ada hikmah besar di balik itu semua yang harus Anda cari.
Baca juga: Membangun Keberhargaan Diri dalam Lingkungan Keluarga yang Toxic
Pilihannya adalah Anda akan terus memperjuangkan kehidupan Anda atau menyerah. Pikir jernih-jernih bahwa keberadaan Anda di rumah sangat dibutuhkan keluarga. Anda menjadi orang yang diandalkan. Ini adalah kelebihan yang harus Anda akui. Ketika Anda menjalaninya dengan sepenuh hati dengan niat untuk berbakti pada orang tua, sejatinya Anda telah menang. Sebaliknya jika Anda merasa lemah, melarikan diri dari masalah sejatinya Anda kalah dan ini tentu tidak diinginkan Ibu Anda. Beliau ingin anak-anaknya menjadi pemenang dalam kehidupan ini. Sekarang semuanya kembali kepada Anda.
Apakah Anda pernah memaafkan Ayah Anda? Memaafkan tidak harus bertatap muka. Dalam keheningan malam, dalam kesendirian, temui ayah Anda dalam sepi bayangkan beliau hadir. Renungkan siapa sejatinya ayah Anda…bicaralah apa yang ingin Anda sampaikan ke beliau….curahkan semuanya, Peluk beliau dan ucapkan…”Saya sudah memaafkan Ayah”. Cara mengecek maaf Anda sdh tulus atau belum, adalah dengan membayangkan beliau kembali. Jika saat membayangkan masih ada ganjalan emosi berarti Anda belum memaafkan sepenuhnya. Mesti diulangi lagi prosesnya sampai benar-benar merasa lega..
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan semoga Allah berikan kemudahan dalam masalah Anda…..
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi